Dari semua kru web video bola tempat gw kerja, gw satu-satunya perempuan. Ditanya soal sepakbola, tentu saja lumayan ngerti meski tak sepenuhnya ahli karena gw bukan pesepakbola langsung.
Siapa klub favorit? Gw akan lantang bicara tentu saja Chelsea. Klub London Barat yang selalu bertabur bintang karena tajirnya sang pemilik. #PrideofLondon...
Didier Drogba jadi pemain paling gw kagumi. Bukan hanya karena memberikan Chelsea banyak gelar, tapi juga karena kepribadiannya. Wajah sangarnya tersimpan hati yang sangat baik, seperti ceritanya yang pernah saya tulis.
Michael Ballack adalah legend di hati gw. Walau wajahnya jarang senyum, khas tipikal Germany, tapi gw kagum sama dia. Ya, walaupun sayang kariernya berakhir dengan tanpa klub dan dia tidak merasakan gelar Piala Dunia bersama Die Mannschaft. Dia mantan pemain Chelsea.
Ballack adalah salah satu deretan pemain Jerman yang saya kagumi. Tentu saja karena gw cinta abizzz.....sama timnas Jerman. Dari era 90-an. WOW...kan...Jurgen Klinsmann salah satu favorit gw. Jerman dan Jerman....di setiap turnamen, tim ini akan selalu lantang gw teriakan dengan jersey melekat di badan.
Gabriel Omar Batistuta, eks AS Roma, Fiorentina dan banyak klub lainnya juga idola gw. Apalagi dia berseragam Timnas Argentina. Tim kedua setelah Jerman yang gw favoritkan.
Sepakbola seperti agama! Ada yang bilang begitu. Gw setuju saja. Why? Karena klo lo udah memilih klub atau tim yang lo suka, lo akan berani membela mati-matian, kalah atau menang. Ga peduli lawan bicaranya siapapun. Liat aja, klo ada tawuran suporter, coba karena apa? Ga mungkin kan tuh suporter tawuran gara-gara berebut tempe goreng.
Seperti agama juga, sepakbola itu menyatukan. Bayangkan saja, gw suka sama Chelsea dan Jerman. Chelsea itu berada di London, Inggris. Stadionnya berada di sebuah pemukiman elite, itu kata teman gw yang udah kesana (sumpah klo ada yang ngirim gw ke Stamford Bridge, gw kagum sama orang itu).
Always Chelsea....#PrideofLondon |
Jerman, boro-boro kesana. Asia aja baru seputaran Tenggara. Tapi, itulah sepakbola. Lo mau dari Asia, Amerika atau sekalipun dari Antartica, klo dah suka dan idola, ga ada yang larang untuk fanatis.
Kalau bicara sepakbola sangat mudah bagi gw. Tapi, tidak bicara soal K-Pop. Inilah makanya gw nulis judul di atas.
Cerita soal Girls' Generation ini berawal dari Sabtu malam, saat gw bertugas di pekan ke-34 Liga Inggris, April kemarin. Tugas di kantor tentunya bersama para editor cowo-cowo yang emang sepakbola kedoyanan mereka.
Saat menunggu, video gol yang kita mau share, gw asik membuka web drama. Ya, saudara-saudara, gw suka nonton drama Korea. Tapi, tergantung aktor or aktris yang gw suka or ceritanya menarik. Salah satu kriteria itu bikin gw asik nongkrongin laptop nonton cerita mereka yang rata-rata episodenya 16-20, ga kaya sinetron Indonesia yang bisa sampe 1000-an seperti tukang tukang ojek naik haji. Eh salah ya judulnya...maklum ga tau.
Kebetulan di samping saya, editor yang juga seorang basis sebuah band indie di Jakarta. Sering manggung sana-sini kalau lagi libur or cuti klo terpaksa.
Dia nengok gw nonton, tiba-tiba dia cerita, eh Girl's Generation lagi manggung di Jakarta di Tangerang tepatnya. Gw menyetop drama yang gw putar dan beralih mendengarkan cerita para cowo-cowo pengagum girl band K-Pop (walau gw tau kemudian, mereka tidak mengaggumi lagunya, tapi pakaian dan paha mulus para membernya).
Jujur, gw ga tau sama K-Pop, apalagi GG. Drama korea itu ada alih bahasanya, bahasa Inggris, untung-untung ada yang rajin dah alih bahasa Indonesia. Nah, klo nyanyi, mana ada dengerin di kuping sambil denger translatornya. Aneh kan...
Lalu gw nanya, GG itu emang ngetop banget ya? Tanya gw polos.
"Wah, mereka udah dunia mba (ingat mbanya bukan berdasarkan umur/ngeles). Mereka dah manggung di Amerika dan dimana-mana."
Gw agak heran dengan pengetahuannya. Sefenomenal itukah mereka. Karena para cowo-cowo ini selalu nyinyir kalau gw nonton drama Korea. Kok bisa-bisanya mereka suka sama girl bandnya.
Tiba-tiba gw nanya, kalau SNSD itu sapa? Pertanyaan polos gw berikutnya yang bikin jadi bahan tertawaan. Mereka tertawa keras seolah gw lagi stand up comedy.
Dah ternyata gw baru tau dari mereka GG dan SNSD itu grup yang sama. GG buat bahasa Inggrisnya dan SNSD singkatan dari bahasa Korea.
Gw cuma bisa senyum-senyum, saat mereka menjelaskan bahwa fenomen mereka sudah ada sejak 8-9 tahun lalu. Beuhhhh....okelah klo getu...ini bukan karena telat tapi selera (ngelesnya nikung kaya bajaj).
Lucunya cowo-cowo ini nyanyiin lagunya seperti ini...ge..ge..ge...ge...(gw cuma bengong lo ngomong apa semua/sambil ngupil).
Gw malah dibikin penasaran karena ketidaktahuan gw. Jadilah sambil berbincang gw search gambar GG atau SNSD itu di mbah Google. Tarraammmm....keluarlah sembilan orang perempuan berbaris....
Saat gw zoom fotonya, gw malah bilang sama mereka. Lah, tiga anggotanya ini, gw pernah nonton dramanya. Tapi, jujur cuma satu yang gw tau namanya Yoona. Dua lainnya coba gw cari, ternyata namanya Jessica Jung dan Kwon Yuri. Ditanya judul drama mereka, ya gw lupa pasti.
Ternyata begitu! Anggota member GG or SNSD itu juga pemain drama Korea.
Gw makin ingin tahu soal GG or SNSD, gw buka om wikipedia dan disitu diceritakan soal awal karir mereka dari 2001 lewat pencarian bakat. Terus diperam selama 5 tahun sebelum akhirnya debut di 2007. Dan ternyata setelah gw tau mereka, formasi mereka tinggal delapan, ga lagi sembilan sejak 2014.
Tante Youtube gw buka dan lengkap soal video-video mereka dari mulai muka bocah, culun abis sampe yang disuka cowo-cowo saat ini dengan pakaian minim dengan dancenya.
Gw juga mengintip bagaimana mereka setiap konser. Nah, ini dia yang buat gw kagum. Bukan soal penampilan di panggung tapi bagaimana cara mereka menyajikannya buat memuaskan fans mereka.
Bisa dibayangkan, arena seluas SUGBK disulap jadi tempat konser. Mungkin lebih kecil dikit, terlalu lebay klo selebar itu. Tapi, tetap aja luas.
Dua jam mereka tampil, lari-larian untuk ganti kostum. Naik lewat forklift dari tengah trus balik lagi ke panggung, ganti lagi dan lagi. Terus nyanyi sambil nari. Booo...pemain bola aja lari-larian di lapangan cuma 90 menit, nah ntu SNSD 120 menit. Pake ganti baju, pake nari, naik turun tangga. Gw ngeliatinnya aja cape (karena gw hobi tidur). Belum lagi stabilin suara yang harus live sambil nari.
Menarik perjalanan hidup mereka. Menjadi populer sejak belia tapi tidak memiliki kebebasan seperti orang normal biasa. Kata teman gw, ga gampang jadi idola di Korea. Selain harus kerja keras sama fisik, ya hidupnya main petak umpet terus.
Kalau inget Korea jadi ingat masa SMP. Dulu gw suka berjualan bola golf dan para pelanggan gw, orang-orang Korea kelas menengah yang tinggal di Jakarta. Mereka ogah membeli bola baru, mereka lebih memilih bola bekas yang sudah dibersihkan dengan detergen. Saking pelitnya? Tebak sendiri aja...(tapi kalimat terakhir cuma pengalaman pribadi, ga maksud mengeneralisir/namanya pengalaman sob).
Klo soal pilihan, tentu saja gw lebih memilih nonton Chelsea seperti saat datang ke GBK dibanding GG or SNSD. Fanatisme itu juga bisa memilih sob.
Tapi, setelah gw mendengar beberapakali vokal member grup Korea ini, gw suka karakter suara tinggi Yuri. Sayangnya, dia ga nyanyi single. Bolehlah klo dia konser sendirian nonton aksinya, terutama klo dia nyanyi pake gitar. (Belum jadi fans)
Pertanyaan terakhir, apakah mereka semua operasi plastik? Man...pemain bola aja suntik sana-sini biar kakinya kuat berlari dan ingat ga, Ronaldinho aja sampe memperbaiki giginya karena berpengaruh pada fisiknya. Klo cewe-cewe ini poles dikit di meja operasi ya gpplah, lo juga kan pada suka. Masa penyanyi belepotan....
Catatan iseng...
Angin malam/kentut
Ini dia tampang Girl's Generation alias SNSD....#Ngomongsendirigara-garagaupdate |
Komentar
Posting Komentar