Maria Londa
Tidak Suka Berlari
Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games.
Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali.
Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh.
Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang dengan Koran Jakarta, Kamis (18/12).
Ya, atlet kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 tidak suka lari. Dia kerap menghindari untuk berlari meski dipaksa pelatihnya. Cara paling jitu agar pelari tidak menyuruhnya berlari, Maria mengajak serta pelatihnya untuk merasakan berlari melintasi jalanan.
“Wah, saya sering paksa pelatih ikut berlari dengan saya. Biar dia merasakan sendiri berlari itu melelahkan,” ucap Maria sambil tertawa lebar. Sementara pelatihnya tersenyum berada di sampingnya. “Saya lebih suka tidur justru kalau sedang tidak berlatih. Tidur adalah favorit saya,” sambung Maria.
Dari aksi coba-coba itu, Maria bisa lolos ke PPLP (Pusat Pelatihan Pelajar) dan kemudian menjadi atlet Bali. Langkahnya bahkan menembus kasta tertinggi atlet elite Indonesia di pelatnas Jakarta.
Pilihan Maria sepertinya tepat, meski dihantui cedera patah tulang, karena kerap kakinya sering salah mendarat. Lompat telah memberikannya prestasi mumpuni terutama di SEA Games XXVII 2013 Myanmar.
Dia menjadi bagian atlet yang menyumbangkan lebih dari satu emas, seperti yang dilakukan Achmad Hulaefi di cabang wushu. Maria meraihnya dari lompat jangkit dan lompat jauh.
Di nomor lompat jangkit, Maria mencatat jarak terjauh dengan 14,17 meter. Jarak itu mengungguli atlet Thailand, Thitima Muangjan (14,17 meter), dan atlet Vietnam, Hue Hoa Tran (14,12 meter).
Emas kedua Maria direbut dari nomor lompat jauh dengan jarak mencapai 6,39 meter. Di nomor ini, dia kembali mencundangi atlet Thailand, Thitima Muangjan (6,24 meter), dan atlet Vietnam, Thi Thu Thao Bui (6,14 meter).
Dari dua nomor itu, hebatnya, Maria mencetak rekor SEA Games baru atas nama Muangjan yang dibuat pada SEA Games 2009 dengan lompatan hanya 14,08 meter. Sekaligus rekor nasional yang sebelumnya 14,11 meter pada Kejuaraan Nasional di Rawamangun, September lalu.
Kesuksesan Maria di Wunna Theikdi Sports Stadium, Nay Pyi Taw, membuatnya memperbaiki prestasi dalam tiga SEA Games yang pernah diikutinya.
“SEA Games 2009 saya hanya meraih medali dua perunggu, terus di Palembang (2011), hanya meraih medali perak. Puji Tuhan, sekarang saya bisa meraih dua medali emas di sini,” ucap Maria usai pengalungan medali emas nomor lompat jauh.
“Saya sendiri sudah yakin, Maria pasti bisa meraih medali emas. Keyakinan saya itu tinggi ketika kami akan berangkat,” timpal pelatih Maria, I Ketut Pageh.
Bangun Rumah
Sukses membawa sepasang medali emas dari lompat jangkit dan lompat jauh menjadi kado Natal terindah untuk Maria. Dia akan berlibur kembali ke Bali menemui keluarganya.
“Ini sebuah anugerah indah. Saya akan langsung kembali ke Bali merayakan Natal bersama keluarga. Ini kado Natal terindah,” ucap dia. “Saya selalu bersyukur dan berdoa, itu modal saya selain berlatih. Meraih medali emas tidak boleh membuat saya sombong atau bangga, justru itu menjadi pekerjaan rumah. Itu pesan pelatih saya,” ucap dia.
Selain libur Natal, Maria sudah akan memperhitungkan bonus yang diraihnya sebesar 400 juta rupiah dari keberhasilannya meraih dua emas. Dia memilih membangun rumah untuk masa depannya.
“Saya sudah membangunkan rumah untuk ibu saya dari hasil menjadi atlet lompat. Saya sekarang ingin membangun rumah sendiri,” ucap anak pasangan Pamilus dan Anastasia Ari Ningsih itu.
Kabarnya, Maria juga akan segera menikah dengan seorang atlet. Namun, ketika ditanya, Maria hanya tersenyum.
Soal regenerasi dalam keluarga, terutama dua adiknya, Maria hanya menggelengkan kepalanya. “Adik saya itu takut ketika saya berlatih sampai muntah. Sejak itu dia takut, ketakutannya membuat adik bungsu saya juga tidak mau mengikuti langkah saya,” tandas Maria. O tya marenka
Biodata
Nama Lengkap: Maria Natalia Londa
Kelahiran: Denpasar, 29 Oktober 1990
Ayah: Alm. Pamilus
Ibu: Anastasia Ari Ningsih
Hobi: tidur
Rekor SEA Games 2013 : 14,17 meter (lompat jangkit)
Prestasi
SEA Games 2009 Laos: dua medali perunggu
SEA Games 2011 Palembang: dua medali perak
SEA Games 2013 Myanmar: dua medali emas
Tidak Suka Berlari
Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games.
Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali.
Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh.
Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang dengan Koran Jakarta, Kamis (18/12).
Ya, atlet kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 tidak suka lari. Dia kerap menghindari untuk berlari meski dipaksa pelatihnya. Cara paling jitu agar pelari tidak menyuruhnya berlari, Maria mengajak serta pelatihnya untuk merasakan berlari melintasi jalanan.
“Wah, saya sering paksa pelatih ikut berlari dengan saya. Biar dia merasakan sendiri berlari itu melelahkan,” ucap Maria sambil tertawa lebar. Sementara pelatihnya tersenyum berada di sampingnya. “Saya lebih suka tidur justru kalau sedang tidak berlatih. Tidur adalah favorit saya,” sambung Maria.
Dari aksi coba-coba itu, Maria bisa lolos ke PPLP (Pusat Pelatihan Pelajar) dan kemudian menjadi atlet Bali. Langkahnya bahkan menembus kasta tertinggi atlet elite Indonesia di pelatnas Jakarta.
Pilihan Maria sepertinya tepat, meski dihantui cedera patah tulang, karena kerap kakinya sering salah mendarat. Lompat telah memberikannya prestasi mumpuni terutama di SEA Games XXVII 2013 Myanmar.
Dia menjadi bagian atlet yang menyumbangkan lebih dari satu emas, seperti yang dilakukan Achmad Hulaefi di cabang wushu. Maria meraihnya dari lompat jangkit dan lompat jauh.
Di nomor lompat jangkit, Maria mencatat jarak terjauh dengan 14,17 meter. Jarak itu mengungguli atlet Thailand, Thitima Muangjan (14,17 meter), dan atlet Vietnam, Hue Hoa Tran (14,12 meter).
Emas kedua Maria direbut dari nomor lompat jauh dengan jarak mencapai 6,39 meter. Di nomor ini, dia kembali mencundangi atlet Thailand, Thitima Muangjan (6,24 meter), dan atlet Vietnam, Thi Thu Thao Bui (6,14 meter).
Dari dua nomor itu, hebatnya, Maria mencetak rekor SEA Games baru atas nama Muangjan yang dibuat pada SEA Games 2009 dengan lompatan hanya 14,08 meter. Sekaligus rekor nasional yang sebelumnya 14,11 meter pada Kejuaraan Nasional di Rawamangun, September lalu.
Kesuksesan Maria di Wunna Theikdi Sports Stadium, Nay Pyi Taw, membuatnya memperbaiki prestasi dalam tiga SEA Games yang pernah diikutinya.
“SEA Games 2009 saya hanya meraih medali dua perunggu, terus di Palembang (2011), hanya meraih medali perak. Puji Tuhan, sekarang saya bisa meraih dua medali emas di sini,” ucap Maria usai pengalungan medali emas nomor lompat jauh.
“Saya sendiri sudah yakin, Maria pasti bisa meraih medali emas. Keyakinan saya itu tinggi ketika kami akan berangkat,” timpal pelatih Maria, I Ketut Pageh.
Bangun Rumah
Sukses membawa sepasang medali emas dari lompat jangkit dan lompat jauh menjadi kado Natal terindah untuk Maria. Dia akan berlibur kembali ke Bali menemui keluarganya.
“Ini sebuah anugerah indah. Saya akan langsung kembali ke Bali merayakan Natal bersama keluarga. Ini kado Natal terindah,” ucap dia. “Saya selalu bersyukur dan berdoa, itu modal saya selain berlatih. Meraih medali emas tidak boleh membuat saya sombong atau bangga, justru itu menjadi pekerjaan rumah. Itu pesan pelatih saya,” ucap dia.
Selain libur Natal, Maria sudah akan memperhitungkan bonus yang diraihnya sebesar 400 juta rupiah dari keberhasilannya meraih dua emas. Dia memilih membangun rumah untuk masa depannya.
“Saya sudah membangunkan rumah untuk ibu saya dari hasil menjadi atlet lompat. Saya sekarang ingin membangun rumah sendiri,” ucap anak pasangan Pamilus dan Anastasia Ari Ningsih itu.
Kabarnya, Maria juga akan segera menikah dengan seorang atlet. Namun, ketika ditanya, Maria hanya tersenyum.
Soal regenerasi dalam keluarga, terutama dua adiknya, Maria hanya menggelengkan kepalanya. “Adik saya itu takut ketika saya berlatih sampai muntah. Sejak itu dia takut, ketakutannya membuat adik bungsu saya juga tidak mau mengikuti langkah saya,” tandas Maria. O tya marenka
Biodata
Nama Lengkap: Maria Natalia Londa
Kelahiran: Denpasar, 29 Oktober 1990
Ayah: Alm. Pamilus
Ibu: Anastasia Ari Ningsih
Hobi: tidur
Rekor SEA Games 2013 : 14,17 meter (lompat jangkit)
Prestasi
SEA Games 2009 Laos: dua medali perunggu
SEA Games 2011 Palembang: dua medali perak
SEA Games 2013 Myanmar: dua medali emas
salam hangat dari kami ijin menyimak gan, dari kami pengrajin jaket kulit
BalasHapus