Langsung ke konten utama

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa
Tidak Suka Berlari

Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games.

Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali.

Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh.

Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang dengan Koran Jakarta, Kamis (18/12).

Ya, atlet kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 tidak suka lari. Dia kerap menghindari untuk berlari meski dipaksa pelatihnya. Cara paling jitu agar pelari tidak menyuruhnya berlari, Maria mengajak serta pelatihnya untuk merasakan berlari melintasi jalanan.

“Wah, saya sering paksa pelatih ikut berlari dengan saya. Biar dia merasakan sendiri berlari itu melelahkan,” ucap Maria sambil tertawa lebar. Sementara pelatihnya tersenyum berada di sampingnya. “Saya lebih suka tidur justru kalau sedang tidak berlatih. Tidur adalah favorit saya,” sambung Maria.

Dari aksi coba-coba itu, Maria bisa lolos ke PPLP (Pusat Pelatihan Pelajar) dan kemudian menjadi atlet Bali. Langkahnya bahkan menembus kasta tertinggi atlet elite Indonesia di pelatnas Jakarta.

Pilihan Maria sepertinya tepat, meski dihantui cedera patah tulang, karena kerap kakinya sering salah mendarat. Lompat telah memberikannya prestasi mumpuni terutama di SEA Games XXVII 2013 Myanmar.

Dia menjadi bagian atlet yang menyumbangkan lebih dari satu emas, seperti yang dilakukan Achmad Hulaefi di cabang wushu. Maria meraihnya dari lompat jangkit dan lompat jauh.

Di nomor lompat jangkit, Maria mencatat jarak terjauh dengan 14,17 meter. Jarak itu mengungguli atlet Thailand, Thitima Muangjan (14,17 meter), dan atlet Vietnam, Hue Hoa Tran (14,12 meter).

Emas kedua Maria direbut dari nomor lompat jauh dengan jarak mencapai 6,39 meter. Di nomor ini, dia kembali mencundangi atlet Thailand, Thitima Muangjan (6,24 meter), dan atlet Vietnam, Thi Thu Thao Bui (6,14 meter).

Dari dua nomor itu, hebatnya, Maria mencetak rekor SEA Games baru atas nama Muangjan yang dibuat pada SEA Games 2009 dengan lompatan hanya 14,08 meter. Sekaligus rekor nasional yang sebelumnya 14,11 meter pada Kejuaraan Nasional di Rawamangun, September lalu.

Kesuksesan Maria di Wunna Theikdi Sports Stadium, Nay Pyi Taw, membuatnya memperbaiki prestasi dalam tiga SEA Games yang pernah diikutinya.

“SEA Games 2009 saya hanya meraih medali dua perunggu, terus di Palembang (2011), hanya meraih medali perak. Puji Tuhan, sekarang saya bisa meraih dua medali emas di sini,” ucap Maria usai pengalungan medali emas nomor lompat jauh.

“Saya sendiri sudah yakin, Maria pasti bisa meraih medali emas. Keyakinan saya itu tinggi ketika kami akan berangkat,” timpal pelatih Maria, I Ketut Pageh.

Bangun Rumah

Sukses membawa sepasang medali emas dari lompat jangkit dan lompat jauh menjadi kado Natal terindah untuk Maria. Dia akan berlibur kembali ke Bali menemui keluarganya.

“Ini sebuah anugerah indah. Saya akan langsung kembali ke Bali merayakan Natal bersama keluarga. Ini kado Natal terindah,” ucap dia. “Saya selalu bersyukur dan berdoa, itu modal saya selain berlatih. Meraih medali emas tidak boleh membuat saya sombong atau bangga, justru itu menjadi pekerjaan rumah. Itu pesan pelatih saya,” ucap dia.

Selain libur Natal, Maria sudah akan memperhitungkan bonus yang diraihnya sebesar 400 juta rupiah dari keberhasilannya meraih dua emas. Dia memilih membangun rumah untuk masa depannya.

“Saya sudah membangunkan rumah untuk ibu saya dari hasil menjadi atlet lompat. Saya sekarang ingin membangun rumah sendiri,” ucap anak pasangan Pamilus dan Anastasia Ari Ningsih itu.

Kabarnya, Maria juga akan segera menikah dengan seorang atlet. Namun, ketika ditanya, Maria hanya tersenyum.

Soal regenerasi dalam keluarga, terutama dua adiknya, Maria hanya menggelengkan kepalanya. “Adik saya itu takut ketika saya berlatih sampai muntah. Sejak itu dia takut, ketakutannya membuat adik bungsu saya juga tidak mau mengikuti langkah saya,” tandas Maria. O tya marenka

Biodata
Nama Lengkap: Maria Natalia Londa
Kelahiran: Denpasar, 29 Oktober 1990
Ayah: Alm. Pamilus
Ibu: Anastasia Ari Ningsih
Hobi: tidur
Rekor SEA Games 2013 : 14,17 meter (lompat jangkit)
Prestasi
SEA Games 2009 Laos: dua medali perunggu
SEA Games 2011 Palembang: dua medali perak

SEA Games 2013 Myanmar: dua medali emas

Komentar

  1. salam hangat dari kami ijin menyimak gan, dari kami pengrajin jaket kulit

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Kilau Pesona Negeri “Seribu Pagoda”

Di sisi bangunan teratas, terdapat lukisan dan relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.  Bagi Anda yang ingin berwisata religi, tidak salah jika memilih Myanmar sebagai tujuan. Di sana, banyak dijumpai pagoda nan megah dan berkilau yang mengundang decak kagum. Negeri “Seribu Pagoda”, begitu sebutan populer Myanmar yang biasa disematkan masyarakat Indonesia. Sebutan itu memang relevan jika melihat banyaknya pagoda yang tersebar di seluruh penjuru negara yang dulu bernama Burma itu. Dengan populasi pemeluk agama Buddha yang mencapai 80 persen dari total penduduknya yang mencapai 61 juta orang, rasanya bukan hal mengherankan jika di Myanmar banyak dijumpai pagoda megah nan indah, tempat beribadah umat Buddha. Sejarah panjang mengiringi pendirian pagoda-pagoda tersebut. Tak heran, jika usia pagoda-pagoda di Myanmar bukan saja ratusan tahun, melainkan hingga mencapai ribuan tahun. Salah satu kota yang memiliki banyak pagoda adalah Yangon. Di sana terdapat sat...