Buruh Pabrik yang Memukau Pentas Liga Inggris
"Saya tak pernah berpikir bisa tampil di Liga Inggris, apalagi timnas Inggris. Saya tak bohong kepada Anda."
Jamie Vardy mengucapkan kalimat ini tak lama setelah namanya dipanggil Timnas Inggris. Wajahnya sumringah ketika namanya ada dalam deretan skuat The Three Lions.
Dia mengisi barisan depan bersama nama besar seperti Wayne Rooney. Striker langganan yang belum tergantikan.
Rasanya tak percaya. Itu yang ada dalam benaknya. Roy Hodgson memasukkan namanya untuk pertandingan melawan Irlandia dan Slovenia.
Kegembiraan tak hanya miliknya. Mantan rekan-rekannya di klub lama ikut merayakan keberhasilannya menembus tim nasional, tempat yang selalu jadi dambaan banyak pesepakbola. Apalagi Timnas Inggris.
Telepon genggam Vardy terus berdering dan banyak pesan masuk. Sampai-sampai baterei handphone miliknya cepat habis.
"Baterei telepon saya mati hampir sejam lebih. Ketika saya kembali menchargenya pada malam hari, banyak miss call dan pesan masuk yang mengucapkan selamat untuk saya."
Rekan-rekan yang menghubunginya kebanyakan dari pemain klub lamanya. Tapi, bukan dari pentas Liga Inggris melainkan dari kompetisi kasta bawah yang pernah dia gelutinya.
Vardy memang baru mencicipi pentas Premier League dalam satu setengah tahun terakhir. Hijrah ke Leicester pada 2012 dengan memecahkan rekor transfer di kompetisi amatir, dia mampu mengangkat The Foxes sebagai juara Championship dan tampil di Liga Inggris musim 2014-15.
Akhirnya dia bisa merasakan atmosfir Liga Inggris saat melawan Arsenal, musim lalu. Debut golnya cukup spektakuler yakni menjebol gawang Manchester United saat Leicester pesta gol ke gawang Setan Merah yang labil di bawah asuhan David Moyes.
Di tengah hegemoni para striker mahal di tanah Britania, sinar Vardy tak terlihat di musim pertamanya. Kalah terang dibanding Sergio Aguero, Diego Costa atau Harry Kane.
Bangkit dari Keterpurukan
Perjalanan Vardy di dunia sepakbola tak mulus. Dia berjuang keras untuk bangkit dari setiap keterpurukan yang dia lewati.
Tak seperti pemain Eropa lainnya yang memulai karir jauh lebih muda. Vardy justru mengawalinya di usia 16 tahun di Sheffield Wednesday pada 2007. Itu pun hanya seumur jagung.
Vardy putus asa. Dia tidak yakin akan dapat menembus persaingan sepakbola profesional.
Di tengah keputusasaan, Vardy harus menjalani hukuman karena aksi nakalnya. Niat baiknya berujung pada hukuman kurungan rumah selama enam bulan.
Kejadian berawal ketika dia dan temannya menyusuri jalanan kota Sheffield. Tiba-tiba segerombolan anak muda lainnya datang menghampiri dan mengejek temannya yang mengalami masalah pendengaran.
Emosi Vardy mendidih ketika mereka terus mengolok-olok temannya. Merasa kata-kata tak cukup, dia melepaskan bogem mentahnya! Bum...satu per satu dia pukul. Pihak berwajib turun tangan dan Vardy harus dihukum.
"Saya tak bangga dengan apa yang saya lakukan tapi saya berusaha membela dia, seperti yang saya lakukan pada teman-teman saya, meski akhirnya membuat saya berakhir dengan sedikit masalah," ucap Vardy.
Terkurung di rumah sempat membuat Vardy frustrasi di saat sahabat-sahabatnya menikmati kebebasan. Untungnya dia memiliki banyak koleksi DVD yang menjadi penghiburnya saat terkurung berbulan-bulan.
Dia hanya bisa keluar rumah saat membela Stocksbridge Park Steels. Tapi, setelah itu dengan kawalan dia harus kembali ke rumah orang tuanya.
Usai melewati masa hukuman, karir di dunia sepakbola sepertinya tak menjanjikan. Dia lebih memilih jadi buruh pabrik serat karbon. Delapan bulan dia menepi dari dunia sepakbola.
Di tengah letihnya, tawaran bermain 'tarkam' datang dari rekannya. Dia ditawarkan bayaran 30 pounds atau setara 600 ribu rupiah setiap laga bersama klub non liga, Stocksbridge Steels di Northern Premier League.
Pemain bernomor punggung sembilan itu harus pintar membagi waktu. Berjam-jam berada di pabrik, dia harus selalu siap jika harus bermain membela klub itu.
Kiprahnya di lapangan hijau membuat klub non liga lainnya, Halifax melirik kemampuannya. Lima tahun lalu, dia akhirnya resmi menjadi pemain klub kota Yorkshire.
"Saya masih bekerja di pabrik dengan jam kerja yang sangat panjang dan setelah itu saya harus pergi berlatih atau bermain di Selasa malam, Kamis malam dan Sabtu," kenang Vardy.
Tak kuat membagi waktu dan fisik yang terkuras. Vardy memilih kembali sepakbola jadi prioritas. Pekerjaan sebagai buruk pabrik selama tiga tahun dia tinggalkan.
Tapi, dia hanya setahun bersama klub tersebut. Klub Fleetwood dari Divisi Conference meminangnya.
Klub ini punya cara yang unik yang membuat Vardy tak akan melupakannya. Satu waktu, dia pernah terlambat datang latihan. Sang pelatih marah besar dan menyuruhnya berlari memutari lapangan. Tapi, dengan bertelanjang kaki.
"Di Fleetwood, saya harus bertelanjang kaki saat berlari untuk menembus kesalahan jika melakukan kesalahan seperti datang terlambat. Itu musim dingin dan beku di Fleetwood."
Saking dinginnya, dia berusaha lari sekuat tenaga agar hukuman cepat tuntas. Dia mengibaratkan seperti lari dikejar serigala karena kakinya nyaris tak terasa ketika udara dingin menusuk.
Kerja kerasnya bersama Fleetwood Town terbayar. Dua tahun menjadi tumpuan lini depan dan mengangkat klubnya ke kompetisi Football League, dia dipinang Leicester City.
Berstatus sebagai pemain termahal di liga amatir dengan transfer mencapai 1,7 juta poundsterling atau 35 miliar rupiah, Vardy membuktikan tak sia-sia "The Foxes" merekrutnya. Dia tak hanya membuktikan saat membangkitkan Leicester hingga juara Championship, tapi juga kiprahnya musim ini.
Dia mesin mematikan Leicester di depan gawang. Buktinya dia perlihatkan dengan memuncaki klasemen top skorer Liga Inggris dengan 13 gol.
Tak hanya itu, dia mencatat rekor membukukan gol dalam 10 pertandingan beruntun. Sama dengan milik Ruud Van Nistelrooy saat masih berseragam Man United.
Pemain yang sedang berseteru dengan ayahnya itu kini hanya butuh satu laga lagi untuk memecahkan rekor baru. Asalkan mampu menjebol gawang David de Gea, akhir pekan ini. Rekor yang akan terasa manis, seperti golnya pertama di Liga Inggris yang juga ke gawang United.
Tahukah Anda Tentang Vardy!
1) Dia Pemain Termahal Lho!
Sebagai pemain non liga, dia justru pemain termahal memecahkan rekor dengan 1,7 juta pounds saat pindah ke Leicester.
2) Pemain Termurah Juga
Sebagai pesepakbola, dia pernah dibeli Halifax Town dengan nilai transfer 800 pounds atau setara 16 juta dari Stocksbridge Park Steels.
3) Menanti Lama
Vardy tak pernah bermain di sepakbola profesional hingga usianya 25 tahun.
4) Membobol gawang dua klub Manchester United.
Vardy satu-satunya pemain yang mencetak gol ke gawang Manchester United, klub Liga Inggris dan klub asal Manchester lainnya, FC United of Manchester yang tampil di kompetisi National League North.
5) Masalah Keluarga
Ayah Vardy mengatakan dia dan keluarganya tidak akan menghadiri pernikahan anaknya tahun depan. Perselisihan ini membuat keluarganya bahkan kakeknya, Gerald Clewes tidak pernah lagi datang langsung menonton aksi Vardy di Leicester.
Data Vardy:
Caps Timnas Inggris: 4
Gol Sepanjang Karir: 164
Ayah: Phil Vardy
Ibu: Lisa
Tunangan: Becky Nichols
(Dari berbagai sumber: The Sun, Dailymail, Mirror, Dailystar)
"Saya tak pernah berpikir bisa tampil di Liga Inggris, apalagi timnas Inggris. Saya tak bohong kepada Anda."
Jamie Vardy, photo by ballball.com |
Jamie Vardy mengucapkan kalimat ini tak lama setelah namanya dipanggil Timnas Inggris. Wajahnya sumringah ketika namanya ada dalam deretan skuat The Three Lions.
Dia mengisi barisan depan bersama nama besar seperti Wayne Rooney. Striker langganan yang belum tergantikan.
Rasanya tak percaya. Itu yang ada dalam benaknya. Roy Hodgson memasukkan namanya untuk pertandingan melawan Irlandia dan Slovenia.
Kegembiraan tak hanya miliknya. Mantan rekan-rekannya di klub lama ikut merayakan keberhasilannya menembus tim nasional, tempat yang selalu jadi dambaan banyak pesepakbola. Apalagi Timnas Inggris.
Telepon genggam Vardy terus berdering dan banyak pesan masuk. Sampai-sampai baterei handphone miliknya cepat habis.
"Baterei telepon saya mati hampir sejam lebih. Ketika saya kembali menchargenya pada malam hari, banyak miss call dan pesan masuk yang mengucapkan selamat untuk saya."
Rekan-rekan yang menghubunginya kebanyakan dari pemain klub lamanya. Tapi, bukan dari pentas Liga Inggris melainkan dari kompetisi kasta bawah yang pernah dia gelutinya.
Vardy memang baru mencicipi pentas Premier League dalam satu setengah tahun terakhir. Hijrah ke Leicester pada 2012 dengan memecahkan rekor transfer di kompetisi amatir, dia mampu mengangkat The Foxes sebagai juara Championship dan tampil di Liga Inggris musim 2014-15.
Akhirnya dia bisa merasakan atmosfir Liga Inggris saat melawan Arsenal, musim lalu. Debut golnya cukup spektakuler yakni menjebol gawang Manchester United saat Leicester pesta gol ke gawang Setan Merah yang labil di bawah asuhan David Moyes.
Di tengah hegemoni para striker mahal di tanah Britania, sinar Vardy tak terlihat di musim pertamanya. Kalah terang dibanding Sergio Aguero, Diego Costa atau Harry Kane.
Bangkit dari Keterpurukan
Perjalanan Vardy di dunia sepakbola tak mulus. Dia berjuang keras untuk bangkit dari setiap keterpurukan yang dia lewati.
Tak seperti pemain Eropa lainnya yang memulai karir jauh lebih muda. Vardy justru mengawalinya di usia 16 tahun di Sheffield Wednesday pada 2007. Itu pun hanya seumur jagung.
Vardy putus asa. Dia tidak yakin akan dapat menembus persaingan sepakbola profesional.
Di tengah keputusasaan, Vardy harus menjalani hukuman karena aksi nakalnya. Niat baiknya berujung pada hukuman kurungan rumah selama enam bulan.
Kejadian berawal ketika dia dan temannya menyusuri jalanan kota Sheffield. Tiba-tiba segerombolan anak muda lainnya datang menghampiri dan mengejek temannya yang mengalami masalah pendengaran.
Emosi Vardy mendidih ketika mereka terus mengolok-olok temannya. Merasa kata-kata tak cukup, dia melepaskan bogem mentahnya! Bum...satu per satu dia pukul. Pihak berwajib turun tangan dan Vardy harus dihukum.
"Saya tak bangga dengan apa yang saya lakukan tapi saya berusaha membela dia, seperti yang saya lakukan pada teman-teman saya, meski akhirnya membuat saya berakhir dengan sedikit masalah," ucap Vardy.
Terkurung di rumah sempat membuat Vardy frustrasi di saat sahabat-sahabatnya menikmati kebebasan. Untungnya dia memiliki banyak koleksi DVD yang menjadi penghiburnya saat terkurung berbulan-bulan.
Dia hanya bisa keluar rumah saat membela Stocksbridge Park Steels. Tapi, setelah itu dengan kawalan dia harus kembali ke rumah orang tuanya.
Usai melewati masa hukuman, karir di dunia sepakbola sepertinya tak menjanjikan. Dia lebih memilih jadi buruh pabrik serat karbon. Delapan bulan dia menepi dari dunia sepakbola.
Di tengah letihnya, tawaran bermain 'tarkam' datang dari rekannya. Dia ditawarkan bayaran 30 pounds atau setara 600 ribu rupiah setiap laga bersama klub non liga, Stocksbridge Steels di Northern Premier League.
Pemain bernomor punggung sembilan itu harus pintar membagi waktu. Berjam-jam berada di pabrik, dia harus selalu siap jika harus bermain membela klub itu.
Kiprahnya di lapangan hijau membuat klub non liga lainnya, Halifax melirik kemampuannya. Lima tahun lalu, dia akhirnya resmi menjadi pemain klub kota Yorkshire.
"Saya masih bekerja di pabrik dengan jam kerja yang sangat panjang dan setelah itu saya harus pergi berlatih atau bermain di Selasa malam, Kamis malam dan Sabtu," kenang Vardy.
Tak kuat membagi waktu dan fisik yang terkuras. Vardy memilih kembali sepakbola jadi prioritas. Pekerjaan sebagai buruk pabrik selama tiga tahun dia tinggalkan.
Tapi, dia hanya setahun bersama klub tersebut. Klub Fleetwood dari Divisi Conference meminangnya.
Klub ini punya cara yang unik yang membuat Vardy tak akan melupakannya. Satu waktu, dia pernah terlambat datang latihan. Sang pelatih marah besar dan menyuruhnya berlari memutari lapangan. Tapi, dengan bertelanjang kaki.
"Di Fleetwood, saya harus bertelanjang kaki saat berlari untuk menembus kesalahan jika melakukan kesalahan seperti datang terlambat. Itu musim dingin dan beku di Fleetwood."
Saking dinginnya, dia berusaha lari sekuat tenaga agar hukuman cepat tuntas. Dia mengibaratkan seperti lari dikejar serigala karena kakinya nyaris tak terasa ketika udara dingin menusuk.
Kerja kerasnya bersama Fleetwood Town terbayar. Dua tahun menjadi tumpuan lini depan dan mengangkat klubnya ke kompetisi Football League, dia dipinang Leicester City.
Berstatus sebagai pemain termahal di liga amatir dengan transfer mencapai 1,7 juta poundsterling atau 35 miliar rupiah, Vardy membuktikan tak sia-sia "The Foxes" merekrutnya. Dia tak hanya membuktikan saat membangkitkan Leicester hingga juara Championship, tapi juga kiprahnya musim ini.
Dia mesin mematikan Leicester di depan gawang. Buktinya dia perlihatkan dengan memuncaki klasemen top skorer Liga Inggris dengan 13 gol.
Tak hanya itu, dia mencatat rekor membukukan gol dalam 10 pertandingan beruntun. Sama dengan milik Ruud Van Nistelrooy saat masih berseragam Man United.
Pemain yang sedang berseteru dengan ayahnya itu kini hanya butuh satu laga lagi untuk memecahkan rekor baru. Asalkan mampu menjebol gawang David de Gea, akhir pekan ini. Rekor yang akan terasa manis, seperti golnya pertama di Liga Inggris yang juga ke gawang United.
Tahukah Anda Tentang Vardy!
1) Dia Pemain Termahal Lho!
Sebagai pemain non liga, dia justru pemain termahal memecahkan rekor dengan 1,7 juta pounds saat pindah ke Leicester.
2) Pemain Termurah Juga
Sebagai pesepakbola, dia pernah dibeli Halifax Town dengan nilai transfer 800 pounds atau setara 16 juta dari Stocksbridge Park Steels.
3) Menanti Lama
Vardy tak pernah bermain di sepakbola profesional hingga usianya 25 tahun.
4) Membobol gawang dua klub Manchester United.
Vardy satu-satunya pemain yang mencetak gol ke gawang Manchester United, klub Liga Inggris dan klub asal Manchester lainnya, FC United of Manchester yang tampil di kompetisi National League North.
5) Masalah Keluarga
Ayah Vardy mengatakan dia dan keluarganya tidak akan menghadiri pernikahan anaknya tahun depan. Perselisihan ini membuat keluarganya bahkan kakeknya, Gerald Clewes tidak pernah lagi datang langsung menonton aksi Vardy di Leicester.
Data Vardy:
Caps Timnas Inggris: 4
Gol Sepanjang Karir: 164
Ayah: Phil Vardy
Ibu: Lisa
Tunangan: Becky Nichols
(Dari berbagai sumber: The Sun, Dailymail, Mirror, Dailystar)
Komentar
Posting Komentar