"I don't care what they think about me."
"Yup. It's true."
Ini bukan kesombongan tapi inilah yang harus aku lakukan demi keluarga ini.
Keluarga yang telah membesarkanku lebih dari 30 tahun membutuhkan tangan dan kekerasan kepalaku untuk survive.
Entah orang bilang apapun seperti ada yang bilang aku telah menggadaikan hidup, aku tak peduli.
Karena merekalah aku punya keluarga. Anda hanya bisa menyaksikan dan menimbang dari pemikiran Anda. Bukan dari sisi saya.
Apakah salah? Bagi saya tidak.
Orang tua adalah segalanya bagi seorang anak, pun begitu sebaliknya.
Tapi, bagaimana Anda bisa menjawab pertanyaan saya, jika ada orang yang tak memiliki ikatan darah membesarkanmu dari sejak lahir ke dunia?
Bagaimana Anda menilai mereka saat mengasuh anak orang lain, ketika orang lain itu hidup berkecukupan, sementara bagi orang yang membesarkan untuk makan pun mereka kesulitan?
Bagaimana Anda menilai, ketika orang bilang mereka 'orang bodoh' tapi menyekolahkan anaknya sampai sarjana?
Bagaimana Anda menilai itu semua?
"Darah lebih kental dari air"
Itu bullshit!
Aku tak pernah mengenal ibu kandungku dengan baik.
Aku tak pernah melihat wajah ayah kandungku.
Saudara sedarah dari ibu atau ayah tak pernah ada saat aku susah, tapi mereka menghubungi aku dikala kesulitan. Padahal, saat mereka berkecukupan tak pernah sekalipun ada perhatian.
Apa itu arti ikatan kandung?
Jadi, jangan pernah menghakimi pilihan hidup saya.
Silahkan kalian berpikir dengan imajinasi kalian, tapi jangan pernah umbar di depan muka saya.
Silahkan kalian menilai betapa melownya hidup saya, karena kalian tak pernah merasakannya.
Anda mungkin merasa benar dan paling sempurna tapi jangan memperlihatkannya kepada saya.
Jangan merasa paling hebat di depan muka saya, karena saya benci orang-orang sombong, apalagi pamer materi.
Jangan bilang bahagia itu sederhana tapi Anda memperlihatkan kemewahan dengan materi. Seolah mengejek orang miskin, Anda tidak akan bisa bahagia seperti saya.
Sok suci. Nada-nada agama jadi pilihan untuk mengkerdilkan dan mengecilkan orang lain karena lebih paham. Tapi, apakah Anda akan pasti masuk surga?
Pikir sejuta kali, kalau dalam otak Anda sudah berpikir seperti itu. Kalau masih mengkerdilkan orang lain, berarti Anda masih menyimpan sombong. Setahu saya, Tuhan benci orang sombong.
Kalau masih menyalahgunakan apapun yang menjadi tugas Anda, berarti Anda bukan orang suci. Korupsi tak melulu pejabat dengan wewenangnya. Profesi Anda juga menjadi tempat basah untuk disalahgunakan. Saya mungkin salah satu yang pernah melakukannya. Jadi, jangan jual agama hanya untuk mengerdilkan orang lain. Sok suci sama saja dengan sombong kawan.
Ah...bahkan hedonisme karena materi dunia, menjadi saksi ketika ada yang memilih menjadi simpanan para pejabat bejat. Walau kalau ini tak hanya berlindung dari agama, tapi juga atas nama 'cinta' sesaat. Tapi, belaga kaya orang tak berdosa...munafik.
Orang sok itu seperti kentut. Ya, Anda seperti kentut karena apa yang diperlihatkan Anda tak seberapa. Apalagi belagak sok suci. Anda hanya sesaat bikin emosi, selebihnya saya lupa. Karena orang baik dan penuh kerendahan hati dengan kekayan hati luar biasa yang akan selalu ada di dalam hati ini. Bukan Anda!
Orang sok itu seperti kentut. Ya, Anda seperti kentut karena apa yang diperlihatkan Anda tak seberapa. Apalagi belagak sok suci. Anda hanya sesaat bikin emosi, selebihnya saya lupa. Karena orang baik dan penuh kerendahan hati dengan kekayan hati luar biasa yang akan selalu ada di dalam hati ini. Bukan Anda!
Salam buat orang-orang baik yang mengajarkan saya banyak hal tentang hidup, tentang kasih sayang, dan tentang agama yang penuh kasih. (All of you always in my heart)
Just me,
Tya Marenka
Komentar
Posting Komentar