Langsung ke konten utama

Aku Ingin Melihat Langit Biruku...

Ruang tengah rumah seperti kurang luas malam ini, kendati aku hanya sendirian terbaring. Kamarku malam ini kuberikan untuk si bayi kecil yang butuh tempat lebih hangat. 

Lampu yang sudah padam pun seolah tak cukup menggambarkan apa yang ada dalam benakku. Aku mengibaratkan semua seperti langit biru yang tertutup awan tipis putih. Warna birunya terlihat tapi tak kentara. Sinar matahari bahkan tak mampu menghapus awan itu. 

Aku kini hanya berharap warna biru di langit benar-benar bersih, meski hanya sekadar hitungan detik. Untuk memupus penantianku, untuk melihat langitku yang jernih. 

Aku tak mungkin menyentuh langit untuk menyingkirkan awan yang menutupi birunya. Biarkan langit berbicara dengan segala sentuhannya, mungkin meminta angin agar membantunya memperlihatkan keindahannya. 

Tapi, itu sekadar angan. Aku hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa mewujudkan anganku menjadi kenyataan. Karena kita tak pernah tahu, mungkin saja dalam hitungan menit, justru awan pekat berwarna hitam yang justru datang menghampiri dengan membawa begitu banyak bulir air untuk membasahi bumi. Bisa jadi diiringi dengan dentuman petir yang saling bersahutan. 

Mungkin seperti itulah yang bergulir dari benakku yang kemudian mengalir naik ke dalam pikiran. 

Awan putih dan pekat akan pergi seiring hembusan angin. Itu yang selalu aku saksikan dan akan terus aku lakukan. Karena aku sekarang hanya bisa diam menanti angin membantuku melihat langitku yang biru lagi. 



Malam Ini


Tya Marenka





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Kilau Pesona Negeri “Seribu Pagoda”

Di sisi bangunan teratas, terdapat lukisan dan relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.  Bagi Anda yang ingin berwisata religi, tidak salah jika memilih Myanmar sebagai tujuan. Di sana, banyak dijumpai pagoda nan megah dan berkilau yang mengundang decak kagum. Negeri “Seribu Pagoda”, begitu sebutan populer Myanmar yang biasa disematkan masyarakat Indonesia. Sebutan itu memang relevan jika melihat banyaknya pagoda yang tersebar di seluruh penjuru negara yang dulu bernama Burma itu. Dengan populasi pemeluk agama Buddha yang mencapai 80 persen dari total penduduknya yang mencapai 61 juta orang, rasanya bukan hal mengherankan jika di Myanmar banyak dijumpai pagoda megah nan indah, tempat beribadah umat Buddha. Sejarah panjang mengiringi pendirian pagoda-pagoda tersebut. Tak heran, jika usia pagoda-pagoda di Myanmar bukan saja ratusan tahun, melainkan hingga mencapai ribuan tahun. Salah satu kota yang memiliki banyak pagoda adalah Yangon. Di sana terdapat sat...

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa Tidak Suka Berlari Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games. Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali. Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh. Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang deng...