Langsung ke konten utama

Sebuah Surat untuk Dia

Dear someone...

Kejutanmu beberapa hari lalu sontak mengagetkanku. Banyak hal yang belum aku nalar, ketika  kata-kata dan kalimat yang terucap dan mengalir dari bibirmu bisa hadir.

Aku percaya Tuhan punya seribu cara untuk memberi cinta. Sebuah kalimat naif, tapi aku percaya kasih sayang tulus itu masih ada.

Pertemuan kita bukan dalam hitungan hari atau bulan yang bikin aku terkejut. Tapi, pertemanan bertahun-tahun yang kita jalin tanpa ada sedikitpun bumbu kemesraan buat aku bertanya-tanya. Benarkah ini terjadi?

Aku mencoba membuka diri. Maaf, ini aku harus katakan. Luka dalam diri ini membuatku menarik diri dari semua yang bisa melukai. Seperti seorang pengendara yang trauma setelah jatuh dari motornya. Aku sadar aku bukan anak kecil yang berusaha belajar jalan dan tak pernah takut untuk terus terjatuh agar bisa berlari.

Di saat begitu banyak penat, nyaris terlupakan keinginan untuk menantang masa depan. Pasti kau mengerti maksud kalimat ini. Lalu, kau datang lewat kalimat-kalimatmu. Kini, aku merasa seperti anak kecil yang baru menerima kabar gembira dari ayahnya. Ada kegembiraan sehingga terkadang 'lupa diri' dengan memeluk erat ayahnya. Membuat sesak dirimu.

Aku bukan seorang 'penuntut'. Jika sejak dulu aku demikian, aku mungkin tak terlukai. Karena cinta dan kasih sayang bukan sebuah kewajiban apalagi pemaksaan tapi sebuah ketulusan. Itu saja.


For you


Tya Marenka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Kilau Pesona Negeri “Seribu Pagoda”

Di sisi bangunan teratas, terdapat lukisan dan relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.  Bagi Anda yang ingin berwisata religi, tidak salah jika memilih Myanmar sebagai tujuan. Di sana, banyak dijumpai pagoda nan megah dan berkilau yang mengundang decak kagum. Negeri “Seribu Pagoda”, begitu sebutan populer Myanmar yang biasa disematkan masyarakat Indonesia. Sebutan itu memang relevan jika melihat banyaknya pagoda yang tersebar di seluruh penjuru negara yang dulu bernama Burma itu. Dengan populasi pemeluk agama Buddha yang mencapai 80 persen dari total penduduknya yang mencapai 61 juta orang, rasanya bukan hal mengherankan jika di Myanmar banyak dijumpai pagoda megah nan indah, tempat beribadah umat Buddha. Sejarah panjang mengiringi pendirian pagoda-pagoda tersebut. Tak heran, jika usia pagoda-pagoda di Myanmar bukan saja ratusan tahun, melainkan hingga mencapai ribuan tahun. Salah satu kota yang memiliki banyak pagoda adalah Yangon. Di sana terdapat sat...

Keberanian Andrew Jennings, FIFA dan Sepp Blatter

Nama Loretta Lynch mungkin tenar sebagai Jaksa yang menangkap para pejabat FIFA pada 27 Mei lalu. Tapi, nama lain ternyata menjadi kunci utama membongkar korupsi dan skandal FIFA yang sudah berurat akar di Federasi Sepakbola Dunia. Siapa Andrew Jennings? Usianya tak beda jauh dengan Blatter yang berusia 79, hanya lebih muda delapan tahun. Sama sepuhnya. Si Opa lahir di Skotlandia tapi besar di London, Inggris. Dunia sepakbola familiar dengannya karena kakeknya pemain dari klub Leyton Orient. Tapi, Jennings bukan pemain sepakbola. Dia seorang jurnalis investigasi yang sudah lebih dari separuh hidupnya membongkar kasus-kasus kriminal dan mafia, mulai dari perdagangan heroin di Thailand dan hingga kartel di era 80-an di Italia. Memasuki 90-an dia mulai menilisik International Olympic Committe alias Komite Olimpiade Internasional atas saran movie maker Hollywood, Paul Greengrass. Dari ceritanya, Jennings mulai menangkap ada jaring korupsi di badan olahraga dunia itu. Juan Antonio Samaran...