Langsung ke konten utama

20 Oktober 2014....Indonesia Punya Pemimpin Baru Bernama Jokowi

Matahari mulai menampakan wajahnya saat aku melangkah pulang. Tempat kerja yang berada di tengah jantung kota. 

Tak ada yang spesial yang aku lewati hari ini. Hari yang menjadi titik awal bagi para pekerja memulai harinya. Ehmmmm...kemacetan pasti mengular. Untunglah, aku melawan arah, meski harus berhadapan para pengendara gila yang berusaha mengambil jalur berlawanan, alias jalur yang aku lewati. 

Sesampai di rumah, hanya rasa kantuk yang membuatku ingin cepat sampai ke peraduan. Tidur yang pulas untuk melepas penat...

Jarum jam menunjukkan pukul 10 lewat ketika aku terbangun. Bukan mencari sarapan atau makanan, aku hanya menyalakan televisi. Ya, hari ini, Indonesia punya presiden baru bernama Joko Widodo alias Jokowi. Pemimpin baru negeri ini yang diharapkan memberi setitik harapan untuk Indonesia menjadi lebih hebat. 



Aku tidak fanatis mengidolakan sosok sederhana ini kecuali kagum begitu sederhananya cara dia memimpin. Tanpa sekat, tanpa batas untuk bisa bersentuhan dengan tangan rakyat. Sosok yang pernah menyelamatkan sepeda kuningku sampai ke Jakarta, kala dia masih memimpin kota Solo. 

Selamat pak, Anda punya tugas berat memimpin negeri ini. Jalan ke depan bukan hal yang mudah, meski hari ini begitu banyak kekaguman. 

Sebuah status iseng kutulis, "Indonesia sudah punya pemimpin baru...#gw kapan bertemu pemimpin gw"....hahaha....itu juga harapan. Tapi, bukan buat pak Jokowi, tapi untuk aku pribadi....


Noted....



Tya Marenka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Kilau Pesona Negeri “Seribu Pagoda”

Di sisi bangunan teratas, terdapat lukisan dan relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.  Bagi Anda yang ingin berwisata religi, tidak salah jika memilih Myanmar sebagai tujuan. Di sana, banyak dijumpai pagoda nan megah dan berkilau yang mengundang decak kagum. Negeri “Seribu Pagoda”, begitu sebutan populer Myanmar yang biasa disematkan masyarakat Indonesia. Sebutan itu memang relevan jika melihat banyaknya pagoda yang tersebar di seluruh penjuru negara yang dulu bernama Burma itu. Dengan populasi pemeluk agama Buddha yang mencapai 80 persen dari total penduduknya yang mencapai 61 juta orang, rasanya bukan hal mengherankan jika di Myanmar banyak dijumpai pagoda megah nan indah, tempat beribadah umat Buddha. Sejarah panjang mengiringi pendirian pagoda-pagoda tersebut. Tak heran, jika usia pagoda-pagoda di Myanmar bukan saja ratusan tahun, melainkan hingga mencapai ribuan tahun. Salah satu kota yang memiliki banyak pagoda adalah Yangon. Di sana terdapat sat...

Keberanian Andrew Jennings, FIFA dan Sepp Blatter

Nama Loretta Lynch mungkin tenar sebagai Jaksa yang menangkap para pejabat FIFA pada 27 Mei lalu. Tapi, nama lain ternyata menjadi kunci utama membongkar korupsi dan skandal FIFA yang sudah berurat akar di Federasi Sepakbola Dunia. Siapa Andrew Jennings? Usianya tak beda jauh dengan Blatter yang berusia 79, hanya lebih muda delapan tahun. Sama sepuhnya. Si Opa lahir di Skotlandia tapi besar di London, Inggris. Dunia sepakbola familiar dengannya karena kakeknya pemain dari klub Leyton Orient. Tapi, Jennings bukan pemain sepakbola. Dia seorang jurnalis investigasi yang sudah lebih dari separuh hidupnya membongkar kasus-kasus kriminal dan mafia, mulai dari perdagangan heroin di Thailand dan hingga kartel di era 80-an di Italia. Memasuki 90-an dia mulai menilisik International Olympic Committe alias Komite Olimpiade Internasional atas saran movie maker Hollywood, Paul Greengrass. Dari ceritanya, Jennings mulai menangkap ada jaring korupsi di badan olahraga dunia itu. Juan Antonio Samaran...