Langsung ke konten utama

Rindu Ramadan...

Malam belum lagi mencapai puncaknya, ketika aku mengetahui kepalsuan cinta. Aku terhenyak tak bisa bernapas, nyawa ini ingin lepas dari tubuhnya. Seperti mengoyak jantung, menahan paru-paru untuk bernapas. Semua tersekat, tanpa bisa terelakkan.

Tuhan menunjukkan jalan. Lewat sebuah kecerobohan, satu per satu rahasia terkuak tanpa bisa tertahankan. Ketika perbincangan kalian mulai membuat mual perutku. Ketika canda dan gelak tawa meski hanya sekadar bicara, membuatku seperti orang paling bodoh sedunia. Entah ada cinta atau tidak di antara kalian, entah ada perasaan bersalah atau tidak, tapi aku benar-benar tersakiti.

Kisah cinta sejati atau nafsu sesaat demi hasrat duniawi apa yang kalian lakukan. Aku tak tahu, alasan kalian. Yang aku tahu, cintaku hanya jadi mainan. Siapa dalang di antara kalian? Aku tak perduli, karena yang kutahu, cinta putih yang kurajut dan kujaga utuh telah dihancurkan. Kepercayaan yang kubangun ternyata berdiri di pondasi rapuh. Tanah gembur, yang melenyapkan semua dalam sekejap.

Aku tak tahu, kalau cinta di dunia memang sudah tak ada. Jika bicara tersakiti atau trauma karena cinta, bukan begini akhirnya ceritanya. Aku ditinggalkan oleh orang yang tercinta. Diabaikan seorang ibu, yang tahu dimana aku berada, dan seorang ayah yang tak pernah menganggapku ada. Sakitkah aku karena cinta mereka? Ya, tapi aku tahu Tuhan selalu memberi cinta di hati manusia. Untuk belajar mengerti, tentang siapa kita, alam dan Tuhan.

Kalian tak menghargai cinta? Aku tak mengerti bagaimana hubungan kalian bisa terbangun karena rasa duniawi. Tapi, sudahlah. Kalian melakukannya karena ada alasan yang mungkin di kepalaku tidak dimengerti. Itu hak sebagai manusia.

Cinta memang tak selamanya bisa membawamu ke arah yang benar. Karena rasa cinta yang hadir dalam hatiku, aku terpedaya. Datang seperti malaikat yang mengulurkan tangan dan memberi kehangatan dalam hati. Namun, ternyata aku hanya bagian dari permainan.

Lalu siapa yang tak terluka? Ketulusanmu diabaikan, cintamu dikoyak dengan sengaja oleh kepalsuan. Siapa yang tak jatuh? Ketika kepercayaan yang begitu membumbung tinggi dihempaskan ke tanah. Salahkah aku jika merasa kecewa? Ketika semua terkuak kalau cinta hanya berjalan satu arah.

Siapa yang tak jatuh? Siapa yang tak hancur? Siapa yang tak tersakiti? Siapa yang tak merasa berada di neraka? Siapa manusia yang bisa menanggungnya? Aku terjatuh di jurang paling bawah, sendirian.

Sejak malam itu, aku hanya berkutat dengan kesendirian dan kesunyian. Aku ingin pergi nun jauh meninggalkan orang yang kukenal, biar tidak ada pertanyaan. Aku tak ingin lepas kendali hingga makin bersalah dengan Tuhan.

Senyuman yang kulemparkan, sepanjang dua bulan hanya kepalsuan. Aku hanya bisa menangis saat sendiri. Aku hanya bisa mengadukan semua kepada Tuhan. Dua bulan yang tak pernah kulalui seberat ini dalam hidupku, meski aku pernah ditinggalkan dan ditinggalkan.

Beruntung...aku berada di jurang terbawah saat Ramadan. Seperti bulan yang menerangi malam, cahaya Ramadan memberiku ketenangan. Satu per satu aku perbaiki hati yang hancur ini, biar aku tetap menjaga cinta yang diberikan Tuhan untukku.

Aku seperti menemukan kembali Rahmat Tuhan. Bulan keberkahan ini buatku belajar satu hal, cinta tak lekang oleh waktu. Jika kau tetap percaya, jika kau tetap menjaga hatimu untuk percaya akan cinta, maka dia akan berbalik mencintaimu. Seperti Tuhan yang terus mencintaiku meski aku sering mengkhianatinya. Seperti bulan Ramadan ini, begitu banyak berkah yang Dia berikan untukku.


Ramadan telah membuatku jatuh cinta pada kebesaran Tuhan. Aku akan merindukannya, sampai tahun depan, jika Tuhan mengijinkan. Ramadan, kau akan jadi kerinduan terbesar dalam hidupku.



Ramadan 1433 Hijriyah


Attiyah Aming (Tya Marenka)




















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa Tidak Suka Berlari Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games. Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali. Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh. Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang deng...

AirAsia aircraft flight QZ8501 HAVE FOUNDED

Indonesian National Save and Rescue (SAR) have founded AirAsia flight QZ8501 plane in Karimata straits, Pangkalan Bun, Middle Borneo. They founded six dead bodies and emergency exit a plane.  "The location was 15-20 km to the east at the last point AirAsia detected in Karimata Strait , " explained Pangkoops I Marsma Dwi Putranto in Pangkalan Bun , Tuesday ( 12/30/2014 ). Based on the location , area of ​​sightings of these objects were around Gulf Air Hitam . The appearance of objects suspected of objects belonging to AirAsia plane QZ8510 occurred around 11:00 , after approximately five hours for aircraft conducting searches inland , coastal , and ocean in the southern part of Borneo island. Dirops Basarnas Supriyadi, who ensuring body, told reporter in Pangkalan Bun, he watch three body floating in the sea. Supriyadi together members helicopter ride to check the floating body reportedly based on reports CN235 aircraft are photographing objects suspected...