Adikku....
Kami tak dibesarkan bersama, tapi kami tahu kami saling menyayangi....
Saat kecil, dia selalu datang ke kelasku, hanya sekadar melihat kakak perempuan satu-satunya...
Aku ingat ketika saat sekolah dasar aku ikut cerdas cermat, dia paling keras tepuk tangan...
Adik kecilku juga mengikuti segala tingkah polahku, sampai rambut pun dia ingin seperti kakaknya...
Saat beranjak remaja, kami tak lagi satu sekolah...
Jarak memisahkan kami, karena dia harus menuntut ilmu di pesantren, sedangkan aku di sekolah negeri....
Tapi, dia tahu jika kakaknya merindukannya, dia memberi sebuah foto dengan kerudung merah jambunya....
Waktu membuat kami benar-benar terpisah, setelah aku mulai kuliah dan bekerja....
Sampai aku dengar dia memilih menjadi ibu rumah tangga dibandingkan meneruskan kuliah....
Ketika waktu terus berputar, dan mendewasakan....kami benar-benar menjadi kakak-adik seutuhnya...
Kala abang-abang kami sibuk dengan diri mereka sendiri, kami berdua berbagi cerita...tentang kisah masa kecil yang tak kulewati bersama ibu, bercerita banyak hal tentang kisah ayah mereka dan ayahku....
Saat ibu berjuang dengan hidup, kita berdua bergandengan tangan erat, bahkan saat ibu harus menutup mata, Oktober 2009. Bulan yang sama dengan hari kelahiranku. Dia menangis, dan bilang, "jangan lagi terpisahkan sebagai saudara."
Dia kembali memelukku erat dan menangis meminta maaf, malam tadi. "Maafkan aku teh, jangan marah sama aku, aku takut bilangnya," begitu katanya. Kupeluk balik...dalam hatiku,"kau satu-satunya adikku. Tak perlu ada kata maaf, karena aku tak bisa marah padamu. Kau adikku paling hebat."
To my sister, Tika
Kami tak dibesarkan bersama, tapi kami tahu kami saling menyayangi....
Saat kecil, dia selalu datang ke kelasku, hanya sekadar melihat kakak perempuan satu-satunya...
Aku ingat ketika saat sekolah dasar aku ikut cerdas cermat, dia paling keras tepuk tangan...
Adik kecilku juga mengikuti segala tingkah polahku, sampai rambut pun dia ingin seperti kakaknya...
Saat beranjak remaja, kami tak lagi satu sekolah...
Jarak memisahkan kami, karena dia harus menuntut ilmu di pesantren, sedangkan aku di sekolah negeri....
Tapi, dia tahu jika kakaknya merindukannya, dia memberi sebuah foto dengan kerudung merah jambunya....
Waktu membuat kami benar-benar terpisah, setelah aku mulai kuliah dan bekerja....
Sampai aku dengar dia memilih menjadi ibu rumah tangga dibandingkan meneruskan kuliah....
Ketika waktu terus berputar, dan mendewasakan....kami benar-benar menjadi kakak-adik seutuhnya...
Kala abang-abang kami sibuk dengan diri mereka sendiri, kami berdua berbagi cerita...tentang kisah masa kecil yang tak kulewati bersama ibu, bercerita banyak hal tentang kisah ayah mereka dan ayahku....
Saat ibu berjuang dengan hidup, kita berdua bergandengan tangan erat, bahkan saat ibu harus menutup mata, Oktober 2009. Bulan yang sama dengan hari kelahiranku. Dia menangis, dan bilang, "jangan lagi terpisahkan sebagai saudara."
Dia kembali memelukku erat dan menangis meminta maaf, malam tadi. "Maafkan aku teh, jangan marah sama aku, aku takut bilangnya," begitu katanya. Kupeluk balik...dalam hatiku,"kau satu-satunya adikku. Tak perlu ada kata maaf, karena aku tak bisa marah padamu. Kau adikku paling hebat."
To my sister, Tika
Komentar
Posting Komentar