Langsung ke konten utama

Alberto Contador Terinspirasi Sang Adik



Semangat pantang menyerah ditunjukan Alberto Contador di Tour de France 2009. Tidak diperhitungkan dalam ajang terakbar balap sepeda kelas dunia ini, Contador terus mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi.

Bersaing ketat dengan peraih tujuh gelar TdF Lance Armstrong tak membuatnya gentar. Kayuhan demi kayuhan membuatnya sampai satu titik tak lagi terkejar. Hingga dirinya menyandang yellow jersey, seragam kebanggaan bagi pebalap sepeda diakhir balapan.

Anugrah tiada tara bagi Contador mengulang sukses dua tahun sebelumnya. Saat ia merebut gelar pertamanya di TdF.

“Ini menjadi balapan tersulit untukku. Tapi saya begitu menikmatinya terutama karena gelar juaranya,” kata Contador seperti dikutip AP usai mendapatkan penganugerahan juara, akhir pekan lalu.

Bukan hal mudah bagi Contador memilih jalan untuk dapat terjun penuh menjadi pebalap. Masa kecil Contador dihabiskan untuk menjadi seorang pesepakbola handal atau atletik. Dua olahraga inilah yang menjadi perhatian utamanya. Namun takdir berbicara lain, pebalap tim Astana ini akhirnya memilih balap sepeda menjadi tumpuan kariernya.

Hingga pada usia 15 tahun, Contador mulai menggenjot sepedanya dijalur balap profesional. Namun belum mencapai prestasi gemilang, musibah datang tiba-tiba. Kecelakaan di Vuelta pada 2004 membuatnya tak sadarkan diri hingga sepekan. Bahkan, ia didiagnosa mengalami cavernous hemangioma atau penyakit yang menyebabkan masalah disorder, akibat kecelakaan keras di kepalanya.

Ajaib, delapan bulan setelah kecelakaan Contador sembuh. Ia bahkan sudah tampil di 2005 Tour Down Under dan sempat naik podium pertama di etape lima.

Semangat membaja Contador ternyata berasal dari adik tercintanya Raul. Ketidakberdayaan Raul karena kelumpuhan tidak pernah menyurutkan semangat hidup adik bungsunya itu. Meski sulit dan harus menemui segala rintangan, Raul selalu semangat dalam hidupnya. Karena itulah Raul menjadi inspirasi Contador untuk bangkit, meski sedang terpuruk.

Tak hanya itu, agar tetap prima dengan semangat, pria berusia 26 tahun ini berupaya keras untuk dapat meluangkan waktu. Terutama menyalurkan hobinya menembak dan bermain go kart.

“Jika ada waktu senggang, saya akan bermain go kart. Terkadang disaat akhir pekan, saya menyukai untuk berburu. Saya menikmati sekali jika dapat berburu. Menikmati perjalanan menyusuri pegunungan membantuku jauh lebih tajam,” ucap Contador seperti dilansir situs pribadinya.

Selain menikmati hawa pegunungan, ‘raja jalanan’ ini seringkali menghabiskan waktunya untuk mendengarkan musik. Tapi, Contador mengaku tak ada musik spesial yang menjadi favoritnya. Hanya saja, ia sering menikmati aliran musik pop dari pemusik asal Spanyol El Canto del Loco dan Fito & Fittipaldis.

Saat tak lagi berada di lintasan balap, Contador juga memiliki hobi memelihara binatang. Berbagai jenis binatang ada di rumahnya. Namun dari kesemua peliharaannya, burung menjadi favorit utama Contador.

“Bagiku semua hewan membuatku selalu terpesona,” tukas Contador.

Berpijak di Bumi

Seiring prestasi yang menjulang nama Contador kini menjadi begitu terkenal. Akibatnya, banyak fans yang terus memburu Contador. Meski dia tak menampik situasi ini menguntungkannya, namun Contador memilih tidak jumawa.

Contador tak ingin kehidupan yang sudah dijalaninya hilang tak berbekas. Baginya, ia ingin tetap seperti orang lain yang bebas bergerak tanpa terkekang, tidak seperti selebritis. “Saya akui terkadang saya tidak dapat menghandle para suporter. Saya minta maaf,” ungkap Contador.

Apalagi Contador mengaku selalu rindu akan kehidupan tempat kelahirannya. Bertemu keluarganya, tetangga, hingga teman-teman semasa kecilnya.

“Tunangan dan keluargaku membuatku tetap berpijak di bumi. Apapun prestasi yang kuraih, tapi saya bangga tetap berteman dengan masa kecilku. Saya sendiri dapat berteman dengan siapapun dalam jangka waktu lama,” jelas Contador.

Usai balapan TdF, pebalap asal Spanyol ini berencana kembali ke rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ia selalu ingin berbagi dengan tiga saudaranya. Yakni Francisco Javier, Alicia dan Raul.

“Saya ingin bertemu dengan seluruh temanku, pastinya keluarga. Terutama bertemu dengan kakaku Fran. Bersama keluarga, saya selalu menemukan motivasi,” tuturnya. O tya

Biodata:

Nama Lengkap: Alberto Contador Velasco

Panggilan: El Pistolero

Kelahiran: Madrid, 6 Desember 1982

Negara: Spanyol

Tim: Astana

Prestasi:

Tour de France

Juara umum (2007, 2009)

Juara Termuda (2007)

Vuelta a España

Juara umum (2008)

Juara kombinasi (2008)

Giro d'Italia

Juara Umum ( 2008)

Spanish Time Trial Championship (2009)

Paris-Nice (2007)

Setmana Catalana (2005)

Vuelta al País Vasco (2008, 2009)

Vuelta a Castilla y León (2007, 2008)

Volta ao Algarve (2009)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Kilau Pesona Negeri “Seribu Pagoda”

Di sisi bangunan teratas, terdapat lukisan dan relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Buddha.  Bagi Anda yang ingin berwisata religi, tidak salah jika memilih Myanmar sebagai tujuan. Di sana, banyak dijumpai pagoda nan megah dan berkilau yang mengundang decak kagum. Negeri “Seribu Pagoda”, begitu sebutan populer Myanmar yang biasa disematkan masyarakat Indonesia. Sebutan itu memang relevan jika melihat banyaknya pagoda yang tersebar di seluruh penjuru negara yang dulu bernama Burma itu. Dengan populasi pemeluk agama Buddha yang mencapai 80 persen dari total penduduknya yang mencapai 61 juta orang, rasanya bukan hal mengherankan jika di Myanmar banyak dijumpai pagoda megah nan indah, tempat beribadah umat Buddha. Sejarah panjang mengiringi pendirian pagoda-pagoda tersebut. Tak heran, jika usia pagoda-pagoda di Myanmar bukan saja ratusan tahun, melainkan hingga mencapai ribuan tahun. Salah satu kota yang memiliki banyak pagoda adalah Yangon. Di sana terdapat sat...

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa Tidak Suka Berlari Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games. Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali. Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh. Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang deng...