Langsung ke konten utama

Chris John Rambah Bisnis Internet

Habis manis sepah dibuang. Pepatah ini gambaran jelas para mantan atlet yang akhirnya harus berjuang di masa tua. Seiring lupanya pemerintah atas kiprah mereka.

Kisah paling jelas, dialami petinju profesional Ellias Pical. Mantan petinju kelas bantam yang pernah menorehkan tinta emas di olahraga Indonesia. Pada masa jayanya Bung Elli begitu disanjung karena keberasilannya menjadi juara dunia.

Sayang seiring waktu, namanya terlupakan. Bung Elli tenggelam dalam kesulitan hingga membawanya ke penjara. Bahkan, miris rasanya kini seorang juara dunia tak lebih dari sekedar pesuruh di kantor KON/KOI.

Nasib seniornya ini tak ingin dialami Chris “The Dragon” John. Petinju yang baru mempertahankan gelar kelas bulu versi WBA (World Boxing Associaton) di Toyota Center, Houston Texas dari Rocky Juarez akhir pekan lalu mulai membangun bisnis masa depannya. Usaha yang diharapkan jadi tumpuan pemilik nama lengkap Yohannes Christian John jika tak lagi berada di dalam ring.

Chris membangun usaha warung internet atau warnet. Usaha ini dibangun sejak akhir Desember tahun lalu di daerah Kudus tempat asal istri dan orang tuanya. “Warnet ini terletak di sebuah ruko dengan dua lantai. Konsep ini masih baru di Kudus karena masih jarang ada seperti ini,” jelas Chris kepada Koran Jakarta.

Di dalam warnet, Chris menceritakan ia memadukan konsep warnet dengan café. Kenyamanan dan kecepatan internet menjadi yang utama.

Tak hanya itu, nama tenarnya sebagai petinju kelas dunia dimanfaatkan pria kelahiran Semarang 14 September 1979 ini untuk menjual berbagai merchandise. Yakni suvenir dan berbagai foto dirinya saat menjadi dan mempertahankan gelar dunia kelas bulu. Sehingga internet café ini tak ubahnya seperti galeri atau museum kecil perjalanan karier Chris.

“Jadi selain menyewakan internet dan fasilitasnya. Saya juga menjual foto atau gambar saya untuk wallpaper,” ucapnya.

Bisnis ini lahir dari ketertarikan Chris dengan dunia internet. Berlatih keras di Australia, memaksa petinju berusia 29 tahun terpisah jauh dari keluarga. Ini yang kemudian membuat Chris kerap menjadikan internet sebagai alat komunikasi dengan keluarganya.

“Setiap waktu saya berusaha untuk chating dengan istri saya. Bahkan menggunakan web cam, agar saya dapat melihat istri dan anak-anak saya,” kenang Chris.

Chris merasa takjub dengan alat komunikasi internet yang makin canggih. Tak perlu baginya mengeluarkan kocek mahal hanya untuk telepon. Sebab, dengan fasilitas internet dirinya dapat lebih leluasa berkomunikasi dengan sang istri Anna Maria Megawati dan dua buah hatinya Maria Luna Ferisa yang berusia 3,5 tahun serta anak terkecilnya yang berumur enam bulan Maria Rosa Christina. “Saya dapat mendengar dan melihat wajah mereka sekaligus. Luar biasa sekali. Jika sudah melihat mereka rasanya menyenangkan sekali,” papar Chris.

Dari komunikasi inipula, Chris mengetahui keinginan anak tertuanya Luna yang menginginkan boneka Dora. Hingga Chris berusaha keras mencarikannya. “Wah, dia senang banget, saya bawakan boneka itu,” jelasnya.

Selain berkomunikasi dengan keluarga. Anak dari mantan petinju Johan Cahyadi ini memanfaatkan fasilitas internet untuk berkomunikasi dengan para penggemarnya. Melalui facebook atau situs pribadi yang dimilikinya.

Langkah kecil di bisnis internet ini hanya jadi pembuka jalan untuk Chris tetap survive di masa depan. Chris tahu benar, jika masa kejayaannya sudah meredup, tak ada lagi sorot kamera atau pujian seperti yang terjadi saat dirinya tiba di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (3/3). Saat puluhan wartawan dan juru kamera berebut untuk sekedar mendapatkan pernyataannya.

Meski mulai merintis usaha bisnis internet namun Chris memiliki ambisi terpendam yang ingin diwujudkannya di masa mendatang. Yakni membangun sebuah sport center untuk dapat membina para olahragawa muda terutama melahirkan kembali petinju-petinju kelas dunia dari Semarang.

“Kalau untuk dunia tinju rasanya saya tidak bisa lepas dari yang satu ini. Saya ingin tetap berkecimpung di dalamnya. Mungkin jadi pelatih,” tuturnya.

Sedangkan untuk karier yang masih panjang ini. Chris yang pernah menjadi atlet wushu berniat untuk dapat naik kelas. Meski untuk dapat mewujudkan ini banyak hal yang harus dilalui Chris. “Ini buka hal mudah. Saya harus membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan semua,” pungkasya. O tya marenka


Biodata

Nama lengkap : Yohannes Christian John
Nama panggilan : Chris John
Julukan : The Dragon
Kelahiran : Semarang, 14 September 1979
Gaya Tinju : Orthodox
Istri : Anna Maria Megawati
Anak :
1. Maria Luna Ferisa
2. Maria Rosa Christina
Ayah : Johan Cahyadi
Ibu : Maria Warsini
Prestasi sebagai petinju :
- Juara Kelas Bulu versi WBA dari 2003 hingga sekarang
Lawan-lawan Chris John
28 Februari 2009 Rocky Juarez (draw)
24 Oktober 2008 Hiroyuki Enoki (win)
26 Januari 2008 Roinet Caballero (TKO)
19 Agustus 2007 Zaiki Takemoto (TKO)
3 Maret 2007 Jose Cheo Rojas (win)
9 September 2006 Renan Acosta (win)
4 Maret 2006 Juan Manuel Marquez (win)
7 Agustus 2005 Tommy Browne (TKO)
22 Juni 2005 Derrick Gainer (win)
3 Desember 2004 Jose Cheo Rojas (win)
4 Juni 2004 Osamu Sato (win)
26 September 2003 Oscar Leon (rebut gelar kelas bulu WBA pertamakali)
9 September 2001 Soleh Sundava (kelas bulu PABA)
13 Juli 1999 Muhammad Alfaridzi (kejuaraan nasioal)
4 Juni 1998 Firman Kanda (awal debut petinju profesional)
Prestasi sebagai atlet wushu :
-Medali emas SEA Games Jakarta 1997
-Medali perunggu SEA Games Kuala Lumpur Malaysia 2001
- Medali emas Kejuaraan Nasional Wushu Indonesia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa Tidak Suka Berlari Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games. Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali. Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh. Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang deng...

AirAsia aircraft flight QZ8501 HAVE FOUNDED

Indonesian National Save and Rescue (SAR) have founded AirAsia flight QZ8501 plane in Karimata straits, Pangkalan Bun, Middle Borneo. They founded six dead bodies and emergency exit a plane.  "The location was 15-20 km to the east at the last point AirAsia detected in Karimata Strait , " explained Pangkoops I Marsma Dwi Putranto in Pangkalan Bun , Tuesday ( 12/30/2014 ). Based on the location , area of ​​sightings of these objects were around Gulf Air Hitam . The appearance of objects suspected of objects belonging to AirAsia plane QZ8510 occurred around 11:00 , after approximately five hours for aircraft conducting searches inland , coastal , and ocean in the southern part of Borneo island. Dirops Basarnas Supriyadi, who ensuring body, told reporter in Pangkalan Bun, he watch three body floating in the sea. Supriyadi together members helicopter ride to check the floating body reportedly based on reports CN235 aircraft are photographing objects suspected...