Liliyana Natsir
Pebulu tangkis Indonesia bicara mengenai kunci
keberhasilannya menjadi juara dunia dan prestasi lainnya, serta masa depannya
jika sudah tak lagi mengayun raket.
Bersama Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir mengukir prestasi
gemilang di Olimpiade Brasil 2016 dengan meraih medali emas di nomor ganda
campuran. Torehan ini melengkapi deretan gelar pasangan tersebut selain
mencatat dua kali juara All England dan meraih gelar dunia 2013 di Shanghai,
China.
Sukses itu melanjutkan keberhasilan Liliyana ketika masih
berpasangan dengan Nova Widianto. Bersama seniornya itu, “Butet”, panggilan
akrab Liliyana, dia juga pernah meraih gelar dunia pada 2005 dan 2007.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perjalanan karier
Liliyana, berikut wawancara Tya Marenka, beberapa waktu lalu sebelum Olimpiade
2016.
Sebagai pemain bulu tangkis, prestasi sudah banyak kamu raih. Masih ada
target yang belum kamu capai dan menjadi target berikutnya?
Asian Games saya belum pernah mendapatkan medali emas. Saya
selalu bilang target saya berikutnya Asian Games 2014, syukur-syukur bisa
sampai Olimpiade (Rio de Janeiro 2016), saya ingin medali emas (saat ini dia
sudah meraihnya).
Kenapa memilih dua multi event tersebut?
Yang pasti, sebagai manusia kita harus punya visi dan
tujuan. Saya sudah merasakan juara All England dan juara dunia. Saya terpikir termotivasi karena orang lain
juga mengejar kita. Saya harus mempertahankan prestasi. Saya harus bisa meraih
banyak gelar. Mudah-mudahan tahun depan saya bisa memberikan medali emas di
Asian Games Korea.
Sebagai pemain spesialis ganda campuran, kamu sudah memiliki
sederet prestasi membanggakan. Tak hanya bersama Tontowi, tapi juga bersama
pasangan sebelumnya, Nova Widianto dan bahkan pernah bersama Vita Marissa.
Apa rahasia menjaga konsistensimu, dengan usia yang terbilang tidak
muda lagi?
Kunci keberhasilan mungkin semua atlet sama. Latihan, kerja
keras dan tidak berbeda dengan atlet lain. Mungkin perbedaannnya saya tidak mau
kalah, dari sisi positif. Dari dulu Mama
juga mengatakan dari kecil, apapun saya maunya nomor satu, bukan egois atau
negatif, apapun caranya saya ingin menjadi nomor satu.
Bisa berikan contohnya?
Contoh saya suka melihat yang juara dan saya kalah, saya
selalu mengatakan harusnya saya yang juara tuh, itu saya bilang dari dalam
hati. Atau saya kalah, enak yang jadi juara dan saya berusaha seperti dia. Dan,
saya berusaha memerintahkan otak saya.
Implementasinya seperti apa?
Untuk bisa terlaksana, saya harus kerja keras dan disiplin,
jaga kesehatan, istirahat. Saya punya tanggung jawab pada diri sendiri. Saya
atlet, hidupnya berbeda dengan orang luar. Contoh saya berkumpul dengan orang
yang bukan atlet.
Weekend kumpul sampai pagi sama teman-teman, ngobrol, saya
tetap harus bangun tidur pagi. Saya tetap ikut tapi saya sesuaikan dengan jam
tidur saya, karena saya harus disiplin. Semua itu dijaga dari diri sendiri,
kita yang mengontrolnya, bukan orang lain.
Weekend di luar dari pelatnas. Disiplin dari sendiri, Kalau
mau jadi juara, maka jadi juaralah di dalam lapangan dan di luar lapangan. Di
luar lapangan contohnya yaitu harus hidup sebagai seorang juara. Kalau mau
juara ya atur hidup. Tidur tidak boleh malam, makan harus dijaga.
Dukungan keluarga memberi motivasi?
Tentu saja. Kalau sudah mendengar suara mama bisa semangat
lagi. Mama juga rajin menelepon saya untuk bertanya kabar. Apalagi ketika akan
mengikuti kejuaraan saya butuh sekali ngobrol dengan mama untuk memotivasi saya
lagi.
Sukses mempertahankan gelar All England dan meraih gelar
dunia tahun ini membuatmu meraih banyak bonus dari klub dan PBSI. Apa artinya
itu bagimu?
Tentunya ini menjadi sebuah kejutan. Segala keterbatasan PB
Tangkas, mereka masih bisa mengusahakan sama dengan klub lainnya. Mereka
memberi apresiasi luar biasa.
Bonus memberikan kamu motiviasi?
Pastilah saya termotivasi, karena di bawah pengurusan Pak
Gita (Wiryawan/Ketua Umum PBSI), sekarang kesejahteraan atlet jauh lebih baik.
Jadi, kita termotivasi lebih dan juara ini dan itu.
Semua sudah dipikirkan segala sesuatunya. Kita hanya harus
berpikir juara. Dan, kita bisa lihat dari awal tahun, prestasi di bawah pak
Gita sudah terlihat nyata. Saya juara All England dan Juara dunia, sebuah raihan
penting. Suatu prestasi membanggakan, selain juara India, Super Series, Hendra
(Setiawan) dan (Muhammad) Ahsan juara di Indonesia dan Singapura. Baru berjalan
setengah tahun ini. Saya berharap, tak hanya di ganda campuran dan pribadi,
semualah. Agar semua terpacu dan regenerasi. Di bawah saya ada lagi dan lagi.
Pernah terdengar kabar jika kamu sempat diminati klub lain. Pernah
mencoba pindah dari PB Tangkas?
Selama saya pindah ke Jakarta saya selalu berada di klub
tangkas dan saya tak pernah pindah. Tapi untuk ke depannya saya tidak tahu.
Sampai detik ini saya masih di klub tangkas.
Artinya masih berpelung untuk pindah?
Ya, kan kita tidak pernah tahu ke depan situasi seperti apa.
Sekarang saya di Tangkas, besok dimana, atau mungkin saya tetap di Tangkas.
Saya tidak mau mengomong sesuatu yang belum ada di depan saya. Intinya saya
masih di Tangkas.
Soal Rencana Pensiun?
Setelah itu, saya tidak bisa pastikan berikutnya saya akan
seperti apa. Jika saya bisa diperlukan dan berprestasi, saya dikenal dan sampai
seperti ini karena bulu tangkis. Jadi, saya tak mungkin begitu gampangnya
melupakan bulu tangkis. Mungkin bisa tetap berkecimpung.
Ada rencana berkecimpung di luar dunia bulu tangkis?
Saya ingin menjadi pebisnis. Pengennya bagian properti,
masih kecil-kecilan. Itu diluar bidang saya. Tapi kalau tidak mencoba kapan
lagi.
Rencananya bisnis dimana?
Di Jakarta. Tapi saya tidak mengerjakannya sendiri. Saya
tidak memiliki waktu untuk mengelolanya sendiri. Saya percayakan pada rekan
saya.
Bonus dan hadiah diinvestasikan di bisnis itu?
Properti tidak sedikit modalnya. Sebagian mungkin.
Didukung Orang tua?
Mama sangat mendukung. Dari dulu selalu mendukung langkah
saya terutama dalam hal positif. Apalagi saya memiliki kemauan untuk maju.
Pilih properti kenapa?
Gak tau, hanya kepengen aja. Tidak menutup kemungkinan
restoran atau yang lain. Sekarang properti lagi mencari lahan dan dalam bentuk.
Ada hal lain di luar
karier?
Mama bilang ingin saya punya pacar. Tentu hal tersebut akan
dipikirkan, tapi saya inginnya setelah mencapai Olimpiade 2016. Aturan di PBSI
ketat, saya ingin konsentrasi latihan dulu.
Kamu sangat dekat dengan mamamu?
Dari kecil saya sangat dekat dengan Mama. Mulai dari makan,
memakaikan saya baju, hingga kaos kaki semua dilakukan oleh mama. Tidur pun
saya maunya sama mama. Jadi saat berpisah dengan mama rasanya sulit.
Bisa cerita soal awal kariermu. Dikenalkan siapa hingga kemudian
menjadi pebulu tangkis profesional?
Awalnya hanya iseng main depan rumah sama mbak (kakak) dan
lama-lama tertarik dan keliatan ada bakat.
Olah raga apa pun sebenarnya saya coba, mulai dari basket,
atletik, hingga bulu tangkis. Kebetulan Ayah saya membuat lapangan bulu tangkis
kecil-kecilan dan saya suka bermain di sana. Nah, dari sana mama terus
mendampingi saya saat bermain bersama kakak saya, Kalista Natsir
Kalau ada siaran bulu tangis tengah malam juga tetap
ditonton. Kalau dengar cerita dari mama, waktu dia hamil saya, sampai tengah
malam tetap nonton bulu tangkis kalau ada pertandingan.
Lalu kapan bisa menembus persaingan bulu tangkis nasional?
Saat berusia 12 tahun saya memperkuat klub Tangkas Jakarta.
Tapi kebayang kan anak seumur itu harus jauh dari orang tua. Apalagi selama ini
semua kebutuhan saya di rumah mama yang menyiapkan. Pertama saya masuk Tangkas
setiap hari saya menangis. Mama sampai harus kost selama tiga bulan menemani
saya berlatih di Jakarta.
Ada harapan lain di luar target dan kehidupan pribadimu?
Saya minta dukungan kepada atlet bulu tangkis jalan terus,
jangan pas menang saja didukungnya, kalau kalah juga didukung.
BIODATA
Nama: Liliyana Natsir
Tempat, tanggal lahir:: Manado, 9 September 1985
Tinggi dan berat badan: 168 cm/58 kg
Klub: Tangkas Jakarta
Orang Tua: Beno Natsir dan Jin Chen
Hobi: Musik
Nomor: Ganda 1
Masuk Tim: 2004, 2008
Prestasi Tertinggi:
Juara Dunia 2005, 2007 dan 2013, Medali emas SEA Games 2007,
Juara Asia 2006, Runner-up All England 2008, Medali perak
Olimpiade Beijing 2008,
Juara All England 2012,
Juara All England 2013
Komentar
Posting Komentar