Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

AirAsia aircraft flight QZ8501 HAVE FOUNDED

Indonesian National Save and Rescue (SAR) have founded AirAsia flight QZ8501 plane in Karimata straits, Pangkalan Bun, Middle Borneo. They founded six dead bodies and emergency exit a plane.  "The location was 15-20 km to the east at the last point AirAsia detected in Karimata Strait , " explained Pangkoops I Marsma Dwi Putranto in Pangkalan Bun , Tuesday ( 12/30/2014 ). Based on the location , area of ​​sightings of these objects were around Gulf Air Hitam . The appearance of objects suspected of objects belonging to AirAsia plane QZ8510 occurred around 11:00 , after approximately five hours for aircraft conducting searches inland , coastal , and ocean in the southern part of Borneo island. Dirops Basarnas Supriyadi, who ensuring body, told reporter in Pangkalan Bun, he watch three body floating in the sea. Supriyadi together members helicopter ride to check the floating body reportedly based on reports CN235 aircraft are photographing objects suspected...

My Mom...I'll always be at you'r side

"Kenapa tidak coba ambil saja beasiswanya jika emang mau ke Jerman," ucap Mak dengan nada yakin, sore ini.  Dengan uang kontrakan warung dan rumah, mak yakin dia bersama bapak tidak masalah aku tinggalkan.  Belum lagi sejam kalimat itu meluncur, sebuah kejadian membuatku yakin tidak mungkin meninggalkan mereka terlalu jauh.  Wajahnya panik dan sedikit bingung ketika menuturkan kejadian itu.  "Mak tadi minum air keran. Padahal mau membuang air teh di dalam gelas, terus mau nambahin air hangat. Tapi, malah mak minum." Aku mencoba tidak kaget. Mencoba tetap tidak panik. Dan, cuma berusaha menghiburnya.  "Ya udah, minum air putih aja sebanyak-banyak biar ga sakit perut," sambil aku sodorkan gelas dan menuangkan air.  Wajahnya masih terlihat kaget. Dia seperti tak menyangka melakukan hal itu. Meski tadi pagi, aku sendiri melihatnya salah meletakkan ikan sampai aku ingatkan.  Aku mencoba menganggap semua itu tidak ada dengan ...

Aku Ingin Melihat Langit Biruku...

Ruang tengah rumah seperti kurang luas malam ini, kendati aku hanya sendirian terbaring. Kamarku malam ini kuberikan untuk si bayi kecil yang butuh tempat lebih hangat.  Lampu yang sudah padam pun seolah tak cukup menggambarkan apa yang ada dalam benakku. Aku mengibaratkan semua seperti langit biru yang tertutup awan tipis putih. Warna birunya terlihat tapi tak kentara. Sinar matahari bahkan tak mampu menghapus awan itu.  Aku kini hanya berharap warna biru di langit benar-benar bersih, meski hanya sekadar hitungan detik. Untuk memupus penantianku, untuk melihat langitku yang jernih.  Aku tak mungkin menyentuh langit untuk menyingkirkan awan yang menutupi birunya. Biarkan langit berbicara dengan segala sentuhannya, mungkin meminta angin agar membantunya memperlihatkan keindahannya.  Tapi, itu sekadar angan. Aku hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa mewujudkan anganku menjadi kenyataan. Karena kita tak pernah tahu, mungkin saja dalam hitungan menit, justru awa...