Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Rindu Ramadan...

Malam belum lagi mencapai puncaknya, ketika aku mengetahui kepalsuan cinta. Aku terhenyak tak bisa bernapas, nyawa ini ingin lepas dari tubuhnya. Seperti mengoyak jantung, menahan paru-paru untuk bernapas. Semua tersekat, tanpa bisa terelakkan. Tuhan menunjukkan jalan. Lewat sebuah kecerobohan, satu per satu rahasia terkuak tanpa bisa tertahankan. Ketika perbincangan kalian mulai membuat mual perutku. Ketika canda dan gelak tawa meski hanya sekadar bicara, membuatku seperti orang paling bodoh sedunia. Entah ada cinta atau tidak di antara kalian, entah ada perasaan bersalah atau tidak, tapi aku benar-benar tersakiti. Kisah cinta sejati atau nafsu sesaat demi hasrat duniawi apa yang kalian lakukan. Aku tak tahu, alasan kalian. Yang aku tahu, cintaku hanya jadi mainan. Siapa dalang di antara kalian? Aku tak perduli, karena yang kutahu, cinta putih yang kurajut dan kujaga utuh telah dihancurkan. Kepercayaan yang kubangun ternyata berdiri di pondasi rapuh. Tanah gembur, yang melenyapk...

Ketenangan Hati

Terima kasih Tuhan, Kau kembali mengulurkan tangan Mu untukku... Terima kasih Tuhan, ketika aku mengkhianati Mu demi cinta manusia, Kau tetap setia bersamaku... Aku menemukan ketenangan jiwa itu lagi...ketenangan saat terus bersandar kepada Mu.... Maafkan aku Tuhan ketika lalai dan abai karena dunia... Biarkan hati ini seperti ini Tuhan.... Tenang dan merasa terlindungi... RahmatMu adalah magis yang tak pernah habis Tuhan.... Kau turunkan berkah disaat aku membutuhkan... Lindungi aku Tuhan untuk terus berjalan di sisi ini... Jangan biarkan aku melewati garis jalan atau pergi ke arah berlawanan... Tuntun aku Tuhan untuk menetapkan hati ini... Alirankan Rahmat Mu lewat aliran doa tengah malam Tuhan... Tuhan aku pernah menemukan Mu lebih dari 15 tahun lalu... Memang tak sesuai usiaku... Tapi, disaat itulah aku menemukan arti sesungguhnya Dirimu... Kau datang memberikan Rahmat kepadaku.... Menyentuhku lewat sosok sahabat yang mengenalkanku tentang Islam... Aku memang ...

Prestasi Demi Keluarga

Eko Yuli Irawan AFP Eko Yuli Irawan kembali mengibarkan bendera "Merah Putih" di ajang Olimpiade. Setelah sukses mempersembahkan medali perunggu empat tahun lalu di Beijing, China, lifter kelahiran Lampung 24 Juli 1989 itu kembali mempersembahkan medali yang sama di kelas 62 kilogram di Excel, London, Selasa (31/7) dini hari WIB. Perunggu diraih Eko setelah membukukan total angkatan 317 kg dengan angkatan snatch 145 kg dan clean and jerk 172 kg. Total angkatan Eko sebenarnya sama dengan peraih perak atlet Kolombia, Oscar Albeiro Figueroa, (snatch 140 kg dan clean and jerk 177 kg), namun karena Eko lebih berat 13 gram, Figuero yang berhak meraih medali itu. Medali emas diraih lifter Korea Utara, Kim Un Guk, yang mencatat total angkatan 327 kg (snatch 153 kg) dan (clean and jerk 174 kg). Eko yang setahun lalu dibebat cedera tulang kering sempat tegang saat menyaksikan atlet China Zhang Jie. Maklum, jik...

Jakarta Telah Mati

Warna seperti menghilang di kota ini hitam dan putih masa lalu Telah membisu Semua berakhir di sini Tempatku mulai bermimpi Masih menari di sini Langkahmu yang telah pergi Udara ini berubah di kota mati Seperti kisah masa lalu Kini membisu Coba dengarku berbisik Suara yang telah mengering Hati ku mati di sini Terdiam dan tak mengerti Semua berakhir di sini Tempatku mulai bermimpi Masih menari di sini Langkahmu yang telah pergi masih bertahan sisa mimpi-mimpi ku di kota ini kini bertahan sisa mimpi-mimpi ku di kota ini Semua berakhir di sini Tempatku mulai bermimpi Hatiku mati di sini Terdiam dan tak mengerti Kota Mati. Ya , mungkin Jakarta seperti kota mati bagiku. Meski denyutnya terus berdetak dan jantung kota terus bergerak kencang, tapi tak ada lagi yang tersisa di kota ini. Aku hanya robot yang menjalankan apa yang harus aku kerjakan. Tak ada lagi gairah, kecuali kewajiban seorang anak dan pekerja. Tak tersisa motivasi kecuali keterpaksaan yang membawaku untuk tetap hidup. M...