Namun Laos sepertinya sudah terlebih dahulu membuka kran pintu perdagangannya dengan
Barang-barang ini mengalir mudah, karena
Seperti di Jakarta, kualitas produk-produk
Untuk dapat mendapatkan produk ini, morning market atau pasar pagi di
Namun beda dengan pasar tradisional di Indonesia, di sini lebih bersih. Aroma bau tak sedap hampir tidak ada. Pasar juga tak terlalu padat dengan pembeli yang berjubel dan berdesak-desakan. Sehingga setiap pembeli dengan mudah mencari barang pilihannya.
Kendala bahasa akan menyulitkan siapapun untuk bertransaksi di pasar ini. Untuk membeli sebuah barang, jalan terbaik untuk menawar yakni dengan menggunakan kalkulator. Cara ini cukup jitu untuk menghindari para penjual nakal yang langsung membandrol harga tinggi.
Meski di Laos, dollar Amerika dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Sebaiknya, untuk belanja di pasar ini tetap menggunakan kip. Karena, jika berani mengeluarkan dollar, para pedagang selalu menaikkan harganya berkali-kali lipat.
Di pasar ini semua tersedia. Mulai dari pakaian, berbagai jenis cinderamata hingga barang-barang elektronik.
Sinh atau kain khas
Di Laos sendiri, sinh menjadi wajib hukumnya bagi kaum wanita di
“Memang untuk anak sekolah dan karyawan wajib menggunakan sinh. Kalau di sekolah, jika tidak akan terkena hukuman,” jelas Pan Chittivong, warga
Harga satu meter sinh dengan kualitas terbaiknya cukup murah yakni 30 ribu kip atau sama dengan 30 ribu rupiah. Jika ingin lebih mahalpun tersedia. Corak dan warna cukup beragam. Namun seperti khas di
Namun jika pergi ke Talat Sao, barang-barang elektronik dapat menjadi pilihan. Harga di pasar ini, seluruh alat elektronik dijual dengan harga sangat miring. Telepon genggam yang harganya selangit jika membeli di
Tentu saja, dengan harga murah, tentu kualitas berbicara. Produk-produk di sini merupakan barang yang didatangkan dari
Seperti telepon genggam Blackberry, di pasar ini harganya hanya kisaran 600-850 ribu kip. Padahal, harga termurah handphone baru seperti ini di
Begitu juga I Phone, produk handphone yang cukup mahal ini, di Talat Sao harganya hanya 500-650 ribu kip. Dengan fasilitas touchscreen, kamera dan fasilitas yang terdapat di handphone.
Belum lagi, merk handphone lainnya. Tak hanya itu, alat-alat elektronik lainnya seperti Ipod, kamera dan lainnya juga dapat dengan mudah ditemukan. Pastinya, dengan harga jauh lebih murah dibandingkan pasaran di
Kemurahan ini tak berarti menjamin keaslian. Rata-rata handphone yang dijual ini merupakan aspal alias asli atau palsu. Meski bentuknya serupa Blackberry, I Phone atau Nokia, namun sangat berbeda jauh dengan aslinya.
Saking murahnya, jangan heran jika membeli handphone seperti membeli roti. Tak perlu kardus, cukup dengan plastik putih, setiap orang dapat membawa pulang handphone baru. Anda tertarik? O tya
Komentar
Posting Komentar