Langsung ke konten utama

Andi Alifian Mallarangeng: Saya Juga Atlet!

Lebih dari sepekan Andi Alifian Mallarangeng menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Tepatnya 11 hari sejak dilantik 22 Oktober lalu.

Dialah yang kini menempati lantai 10 Gedung Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang berada di Jalan Pemuda, Senayan. Tempat yang dulunya menjadi kantor utama menteri sebelumnya, Adhyaksa Dault.

Sejak namanya diumumkan sebagai menteri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, banyak pihak yang meragukan kiprahnya sebagai seorang Menpora. Maklum masyarakat selama ini mengenal sosok pria kelahiran Makassar 14 Maret 1963 ini sebagai seorang politikus.

Berawal dari akademisi dan sebagai pengamat politik, nama Andi mulai tenar. Wajahnya kerap menghiasi layar kaca dengan kritik-kritik pedasnya yang tajam.

Waktu berganti, sejak 2004, Andi memilih masuk pemerintahan. Dia mendapat tugas sebagai juru bicara presiden SBY. Karier politiknya terus menanjak hingga akhirnya ia menempati kursi Menpora pada kabinet Indonesia Bersatu jilid dua.

“Itulah jalan hidup, selalu seperti itu. Tak ada yang dapat menebak. Tapi, banyak orang tidak tahu, saya sesungguhnya kembali ke habitat lama,” kata Andi kepada Koran Jakarta saat ditemui saat membuka acara Menpora Sport Festival 2009 di depan Gedung Kemenegpora, Jumat (30/10).

Kembali ke habitat? Pembahasan ini menarik Andi lebih seru bercerita tentang kehidupan masa kecil. Dengan wajah sumringah, ia bercerita jika Andi pernah menggeluti dunia tenis hingga sering tampil di berbagai kejuaraan nasional. “Orang mungkin tidak tahu chapter dalam hidup saya. Bahwa saya juga atlet,” ucap Andi.

Bersama adiknya Rizal Mallarangeng, ia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Cukup lama ia bergelut dengan dunia tenis bahkan melewati tiga tahap yakni dari anak-anak, remaja hingga taruna.

Salah satu petenis yang menjadi idolanya yakni Bojn Borg. Legenda tenis dunia ini menjadi inspirasinya setiap tanding di lapangan. Saking mengidolakannya, Andi bahkan mencontek gaya Borg yang memiliki topspin pada forehand dan backhandnya.

Beberapa gelar pernah diraihnya di tingkat provinsi. Termasuk gelar terahir di saat ia merebut juara ketiga tingkat pelajar SMA di Yogyakarta.
Dunia tenis yang dikenal baik dari ibu dan ayahnya, Andi Asni Patoppoi dan Andi Patoppoi ini juga sempat membawa Andi ke pelatih nasional Dedi Prasetyo. Pelatih yang menelurkan nama-nama petenis nasional seperti Prima Simpatiaji, Sunu Wahyu Trijati, Ayu Fani Damayanti dan yang lainnya.

“Saya sempat ikut kejuaraan nasional di Malang. Waktu itu saya sempat bertemu Yayuk Basuki, dia masih kecil. Karena, dia junior saya,” kenang Andi.

Namun nasib berkata lain, jika adiknya Rizal dapat menembus tingkat nasional, Andi selalu gagal. Kegagalan inilah yang membuatnya banting setir ketika SMA dan lebih memilih pendidikan sebagai jalan hidupnya hingga tampil di pentas politik.

Tak heran, saat dipilih menjadi Menpora, ia terus terkenang pada masa anak-anak dan remajanya yang dia habiskan sebagai atlet. “Tuhan beri jalan untuk saya. Menpora kali ini pertama kali datang dari olahragawan,” ungkap suami dari Vitri Cahyaningsih.

Ucapan Andi betul adanya, sebelumnya Menpora berasal dari organisasi kepemudaan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Mulai dari Dr Abdul Gafur (1983-1988), Maladi (Agustus 1964-Februari 1966 dan Februari 1966-Maret 1966), Akbar Tandjung (1988-1993), Hayono Isman (1993-1998), Agung Laksono (1998-1999), dan Mahadi Sinambela (2001-2004) hingga Adhyaksa Dault.

Demi Anak

Sejak masuk pemerintahan, Andi memiliki jadwal begitu padat. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurusi pemerintahan. Dengan menjabat sebagai menteri, pekerjaan terus bertambah.

Hebatnya, Andi tak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang ayah. Meski hanya dengan sedikit waktu, ia selalu memberikan perhatian untuk ketiga anaknya Gemilang Mallarangeng, Gemintang Kejora Mallarangeng, dan Mentari Bunga Rantiga Mallarangeng.

Bahkan, di tengah sibuknya menjadi panitia National Summit 2009 dan acara Kemenegpora, Andi menyempatkan waktunya untuk datang ke SMA 34 Jakarta Selatan di Pondok Labu. Ia mengambil rapor anak keduanya Gemintang. “Khusus untuk mengambil rapor anak saya selalu menyempatkan waktu. Termasuk ketika saya menjadi juru bicara presiden,” jelas Andi.

Satukan Olahraga

Sebagai pejabat baru di Kemenegpora, Andi tidak awam kondisi olahraga Indonesia saat ini. Ia mengetahui persis adanya masalah pembinaan antara Komite Olahraga Nasional/Komite Olimpiade Indonesia (KON/KOI) dengan Program Atlet Andalan (PAL) bentukan Menpora.

Untuk itulah, Andi berniat menyatukan kembali pembinaan ini dalam satu wadah. Meski untuk menjalankannya, tetap menggunakan para pengurus yang saat ini masih bernaung di dalam kedua lembaga tersebut.

“Kami sudah membicarakan ini dan semua sudah jelas KONI kini berada di sisi terdepan dalam pembinaan. Kami hanya mendorong, memfasilitasi serta mengarahkan dan mengawasi. KONI lebih tahu soal teknis. Tidak boleh lagi ada dualisme,” ujar Andi. O tya marenka

Bio Data:
Nama Lengkap: Andi Alifian Mallarangeng
Kelahiran : Makassar, Sulawesi Selatan Maret 1963
Ayah: Andi Patoppoi
Ibu : Andi Asni Patoppoi
Suami/Istri: Vitri Cahyaningsih
Anak:
- Gemilang Mallarangeng
- Gemintang Kejora Mallarangeng
- Mentari Bunga Rantiga Mallarangeng
Pekerjaan:
-Dosen Universitas Hasanuddin (1988-1999) dan di Institut Ilmu Pemerintahan (1999-2002)
-Anggota Tim Tujuh (1998-1999) pembentukan Undang-undang Politik baru.
- Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1999
- Staf Ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000)
- Pengurus Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan

Penghargaan:
Man of the Year, Majalah MATRA (2002),
Future Leader of Asia,
Majalah Asia Week (1999),
Bintang Jasa Utama RI (1999),
Percy Buchman Prize (1995).

Komentar

  1. selamat bertugas pak di kemenegpora semoga bapak selalu diberikan kekuatan lahir dan bathin dlm mengemban tugas oleh Allah Swt.saya karyawan bpk yang sudah purnabakti,alhamdulillah masih ikut me ngabdi kembali sebagai tenaga honor di staf inspektorat kemenegpora dibawah kepemimpinan bapak.Ir.H.Ibnu Amin Msi,perlu saya informasikan kpd bapak bahwa saya sering ke cikeas dlm hal majlis zikir Sby Nurussallam dan ke istana.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bumi Itu Bentuknya Jajaran Genjang! (Sebuah cerita segar)

"Bumi itu datar!" katanya dengan mantap. Kami semua terdiam. Saling menatap mendengar pernyataannya. Sedangkan gw membenamkan wajah di balik  layar komputer. Menahan ketawa agar tidak pecah. Gw terkejut. Itu pasti. Ternyata ada beberapa orang yang gw kenal meyakini betul bumi itu datar. "Ada penjelasannya ga bumi itu datar? Karena selama ini gw taunya bumi itu bulat," cetus seorang kawan dengan wajah yang coba diperlihatkan serius. "Ini semua dasarnya karena keyakinan gw. Dari pelajaran yang gw peroleh ya seperti itu," tegas dia. Kami masih terpaku dengan jawabannya. Bukan terpukau tapi merasa aneh dan mulai tergelitik untuk menanyakan lebih jauh dasar keyakinannya itu. "Ada ceritanya dari balik keyakinan lo itu," tanya seorang kawan lagi. "Jadi gini, dulu ada seorang yang berjalan sampai ujung bumi. Mentok di kutub dan ga bisa lagi. Itu ujung bumi," terang dia. "Ujung bumi itu di kutub?," cetus gw. "Iya dari situ orang...

Ini Kisah Maria Londa, dalam Wawancara Desember 2013

Maria Londa Tidak Suka Berlari Tak berhenti berharap dan berdoa menjadi modal Maria Natalia Londa memperbaiki prestasi di pentas SEA Games. Maria Natalia Londa tak pernah berpikir menekuni dunia atletik, terutama lompat jangkit dan lompat jauh. Maria kecil hanya suka menyaksikan I Ketut Pageh berlatih bersama anak asuhnya di sebuah lapangan di Denpasar, Bali. Sering bertemu itu, I Ketut Pageh mulai membujuk rayu Maria untuk menekuni dunia atletik. Sekali lagi, ketertarikan itu belum terlintas dipikiran Maria. Namun, pelatih yang sudah malang melintang di dunia atletik itu tidak menyerah. Rayuan kembali dia layangkan untuk Maria. Dan, Maria pun luluh. Aksi coba-coba dilakukan Maria. Anehnya, terjun di dunia atletik, Maria tidak suka berlari, karenanya dia tidak berminat menjadi atlet nomor lari. Dia pun mulai melirik nomor lompat. “Satu hal yang membuat saya lebih memilih nomor lompatan, karena saya tidak suka berlari,” kata Maria membuka rahasia kecilnya saat berbincang deng...

AirAsia aircraft flight QZ8501 HAVE FOUNDED

Indonesian National Save and Rescue (SAR) have founded AirAsia flight QZ8501 plane in Karimata straits, Pangkalan Bun, Middle Borneo. They founded six dead bodies and emergency exit a plane.  "The location was 15-20 km to the east at the last point AirAsia detected in Karimata Strait , " explained Pangkoops I Marsma Dwi Putranto in Pangkalan Bun , Tuesday ( 12/30/2014 ). Based on the location , area of ​​sightings of these objects were around Gulf Air Hitam . The appearance of objects suspected of objects belonging to AirAsia plane QZ8510 occurred around 11:00 , after approximately five hours for aircraft conducting searches inland , coastal , and ocean in the southern part of Borneo island. Dirops Basarnas Supriyadi, who ensuring body, told reporter in Pangkalan Bun, he watch three body floating in the sea. Supriyadi together members helicopter ride to check the floating body reportedly based on reports CN235 aircraft are photographing objects suspected...