El Diaz: Diego Armando Maradona, legenda sepakbola penuh kontroversi....
Di tengah kontroversi awak media dan fans Argetina yang menganggap Maradona tidak layak melatih tim Tango, legenda sepak bola dunia itu acuh. Berbagai hantaman dan desakan agar dirinya mundur saat membawa Argentina berada di tepi jurang kegagalan tidak membuat dirinya gentar.
Sebaliknya, Maradona dengan nada sedikit jumawa mengatakan tidak memiliki niat meninggalkan Argentina. Pernyataan Maradona ini akhirnya terbayarkan. Dengan sedikit keberuntungan, Albicelestes akhirnya dapat lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan pada pertengahan pekan lalu dengan menundukkan Uruguay 1-0.
“Saya tidak pernah berniat mundur atau menanggalkan jabatan. Saya ingin menjelaskan agar semuanya menjadi jelas,” ungkap Maradona seperti dilansir Goal, awal Oktober lalu.
Pada awalnya desakan mundur ini cukup beralasan. Deretan pemain bintang yang dimiliki Argentina selalu gagal menaklukkan lawan, meski hanya tim kecil. Tidaknya dipanggilnya Juan Roman Riquelme juga membuat kesal publik Argentina, padahal ia menjadi kunci sukses Argentina merebut medali emas di Olimpiade Beijing. Namun seperti biasa, meski didesak, Maradona tidak perduli. Baginya sudah harga mati, jika dirinya ia sudah memutuskan sesuatu.
Kontroversi memang menjadi nama tengah dari Maradona. Sejak masih muda, Maradona sudah sering menentang arus. Salah satunya adalah dalam melihat paham kebangsaan. Ia lebih menyukai mendukung aliran kiri alias paham sosialis.
Sejak usia 19 tahun, Maradona menjadi pendukung aliran kiri presiden Argentina saat itu, Carlos Menem. Ideologi sosialis seperti menjadi panduan hidup bagi dirinya.
Kekaguman juga ditumpahkan Maradona dengan menjadi pengagum berat Ernesto "Che" Guevara. Pemberontak aliran kiri yang akhirnya meninggal di Bolivia. Rasa kagum ini bahkan membuat Maradona rela mentato lengan kanannya dan menulis nama Guevara.
Simpati Maradona terhadap kaum kiri ini terus menjalar hingga saat ini. Tak perduli meski mendapat sorotan, Maradona dekat dengan komunisme. Bahkan ia bersahabat baik dengan dua pemimpin negara komunis di Amerika Selatan, yakni pemimpin Kuba Fidel Castro dan Presiden Venezuela Hugo Chavez.
Pernah suatu saat, Maradona memberikan dukungan terbuka kepada Chavez, empat tahun lalu. Dengan nada menggebu-gebu, mantan pemain Napoli ini mengatakan menjadi pemuja Chavez.
“Saya percaya pada Chavez, saya seorang Chavista (pendukung Chavez). Apapun yang dilakukan Fidel dan Chavez, bagiku itu yang terbaik,” ucap Maradona ketika itu seperti diungkapkan reuters.
Benci Amerika
Mengenal dekat Kuba dan Venezuela, jelas akan mengkaitkan Amerika Serikat di dalamnya. Bukan rahasia lagi, Negeri Paman Sam menjadi musuh utama dari kedua negara komunis itu.
Kentalnya rasa kekaguman Maradona menjadikan dirinya ikut membenci Amerika. Mertua dari Sergio Aguero bahkan jelas-jelas pernah mengatakan kebencian itu secara terbuka, saat Amerika masih dipimpin George W Bush. “Saya benci apapun yang datang dari Amerika Serikat. Kebencian itu sangat kental di hati ini.”
Sebagai legenda sepak bola dunia yang memiliki nama besar, Maradona tidak perduli saat ikut menghujat kebijakan Bush yang dianggapnya melakukan imperialisme model baru. Maradona bahkan sempat menghujat Bush dengan manusia sampah serta menggunakan kaos bertuliskan “Hentikan Bush”.
Dukung Iran
Tak hanya Kuba dan Venezuela yang menjadi musuh Amerika dan di dukung Maradona. Negara lain yang tertindas akibat kebijakan Amerika sebagai negara adidaya juga mendapatkan perhatian dari pelatih berusia 48 tahun ini.
Salah satu diantaranya Iran. Negara di Asia Selatan yang selama ini bersitegang dengan Amerika akibat tuduhan senjata nuklir mendapat dukungan penuh dari Maradona.
Di mata mantan pemain Barcelona ini, rakyat Iran tertindas akibat ulah Amerika. Hingga penderitaan mereka ini membuat Maradona berang.
“Dengan seluruh hatiku, saya bersama rakyat Iran. Saya mengatakan ini karena saya merasa seperti rakyat Iran. Dengan seluruh cintaku untuk rakyat Iran,” kata dia seperti dikutip Ole.
Kontroversi Maradona tak hanya itu saja. Bila dilihat perjalanan kariernya di sepakbola, ia pernah membuat sebuah sejarah gol ‘Tangan Tuhan’. Satu golnya ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 yang sedikit berbau handball membuat Argentina menjadi juara dunia.
Perlu diingat, Maradona juga pernah melakukan kesalahan fatal dalam kariernya, dengan mengkonsumsi kokain sejak masih memperkuat Napoli. Kebiasaan ini tidak dapat lepas hingga 2007 lalu. Akibatnya cukup fatal, beberapa kali ia harus menjalani perawatan karena efek dari perilakunya ini.
Meski begitu, Maradona memiliki prestasi menjulang. Torehan ini yang membuatnya tak terbantahkan sebagai salah satu legenda sepakbola dunia paling tenar.
“Mereka boleh mengatakan apapun tentang saya. Tapi ingat, siapa yang dapat membawa 90 ribu penonton ke stadion. Saya Maradona yang mencetak gol,” ucapnya seperti dilansir People. O tya marenka
Biodata
Nama Lengkap: Diego Armando Maradona Franco
Panggilan: El Diaz
Kelahiran: Lanus, Argentina, 30 Oktober 1960
Tinggi: 168cm
Berat: 78kg
Anak : Dalma Nerea dan Giannina Dinorah
Klub saat masih jadi pemain:
Argentinos Juniors (76/80) 166 pertandingan (116 gol)
Boca Juniors ( 81, 95/97) 71 pertandingan (35 gol)
Barcelona (82/83) 58 pertandingan (38 gol)
Napoli (84/91) 259 pertandingan (115 gol)
Sevilla (92/93) 29 pertandingan (7 gol)
Newell's Old Boys (93) 5 pertandingan
Pelatih:
Mandiyu de Corrientes
Racing Club de Avellaneda
Timnas Argentina
Penghargaan dan Prestasi sangat banyak termasuk:
Pemain FIFA terbaik abad ini
Pemilik Gol Terbaik FIFA abad ini
* 1978: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1979: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1979: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1979: World Champion with Argentina in the Youth World Cup.
* 1979: "Olimpia de Oro" to the Best Argentine Footballer of the year.
* 1979: Chosen by FIFA as the Best Player of the year in South America.
* 1979: Receives the Gold Ball as the best player of the moment.
* 1980: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1980: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1980: Chosen by FIFA as the Best Player of the year in South America.
* 1981: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1981: Receives the Trofeo Gandulla as Best Footballer of the year.
* 1981: Champion of Argentina with Boca Juniors.
* 1983: Wins the Copa del Rey with Barcelona.
* 1985: Named Ambassador of the UNICEF.
* 1986: World Champion with Argentina.
* 1986: Wins his second "Olimpia de Oro" to the Best Argentine Footballer of the year.
* 1986: Named "Distinguished Citizen" by the City of Buenos Aires.
* 1986: Receives the Golden Shoe assigned by Adidas to the Best Footballer of the year.
* 1986: Gets the Golden Pen as Best Player in Europe.
* 1987: Italian Serie A Champion with Napoli.
* 1987: Wins the Italian Cup with Napoli.
* 1988: Top goalscorer of the Serie A with Napoli.
* 1989: Wins the UEFA Cup with Napoli.
* 1990: Italian Serie A Champion with Napoli.
* 1990: Receives the Premio Konex di Brillante for his sport skill.
* 1990: Second place in the World Cup.
* 1990: Named "Ambassador of Sport" by the President of Argentina.
* 1990: Wins the Supercoppa Italiana with Napoli.
* 1993: Awarded as Best Argentine Footballer of all time.
* 1993: Wins the Artemio Franchi Cup with Argentina.
* 1995: Receives the Golden Ball for his career.
* 1995: Awarded as "Master Inspirer of Dreams" by the University of Oxford.
* 1999: "Olimpia de Platino" as Best Footballer of the century.
* 1999: Receives from the AFA the award as best sportsman of the century in Argentina.
* 1999: His goal of 1986 against England is chosen as the best goal ever in the history of football.
* 2000: Elected "FIFA best football player of the century" in a gala ceremony in Rome after a worldwide poll on the internet.
Di tengah kontroversi awak media dan fans Argetina yang menganggap Maradona tidak layak melatih tim Tango, legenda sepak bola dunia itu acuh. Berbagai hantaman dan desakan agar dirinya mundur saat membawa Argentina berada di tepi jurang kegagalan tidak membuat dirinya gentar.
Sebaliknya, Maradona dengan nada sedikit jumawa mengatakan tidak memiliki niat meninggalkan Argentina. Pernyataan Maradona ini akhirnya terbayarkan. Dengan sedikit keberuntungan, Albicelestes akhirnya dapat lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan pada pertengahan pekan lalu dengan menundukkan Uruguay 1-0.
“Saya tidak pernah berniat mundur atau menanggalkan jabatan. Saya ingin menjelaskan agar semuanya menjadi jelas,” ungkap Maradona seperti dilansir Goal, awal Oktober lalu.
Pada awalnya desakan mundur ini cukup beralasan. Deretan pemain bintang yang dimiliki Argentina selalu gagal menaklukkan lawan, meski hanya tim kecil. Tidaknya dipanggilnya Juan Roman Riquelme juga membuat kesal publik Argentina, padahal ia menjadi kunci sukses Argentina merebut medali emas di Olimpiade Beijing. Namun seperti biasa, meski didesak, Maradona tidak perduli. Baginya sudah harga mati, jika dirinya ia sudah memutuskan sesuatu.
Kontroversi memang menjadi nama tengah dari Maradona. Sejak masih muda, Maradona sudah sering menentang arus. Salah satunya adalah dalam melihat paham kebangsaan. Ia lebih menyukai mendukung aliran kiri alias paham sosialis.
Sejak usia 19 tahun, Maradona menjadi pendukung aliran kiri presiden Argentina saat itu, Carlos Menem. Ideologi sosialis seperti menjadi panduan hidup bagi dirinya.
Kekaguman juga ditumpahkan Maradona dengan menjadi pengagum berat Ernesto "Che" Guevara. Pemberontak aliran kiri yang akhirnya meninggal di Bolivia. Rasa kagum ini bahkan membuat Maradona rela mentato lengan kanannya dan menulis nama Guevara.
Simpati Maradona terhadap kaum kiri ini terus menjalar hingga saat ini. Tak perduli meski mendapat sorotan, Maradona dekat dengan komunisme. Bahkan ia bersahabat baik dengan dua pemimpin negara komunis di Amerika Selatan, yakni pemimpin Kuba Fidel Castro dan Presiden Venezuela Hugo Chavez.
Pernah suatu saat, Maradona memberikan dukungan terbuka kepada Chavez, empat tahun lalu. Dengan nada menggebu-gebu, mantan pemain Napoli ini mengatakan menjadi pemuja Chavez.
“Saya percaya pada Chavez, saya seorang Chavista (pendukung Chavez). Apapun yang dilakukan Fidel dan Chavez, bagiku itu yang terbaik,” ucap Maradona ketika itu seperti diungkapkan reuters.
Benci Amerika
Mengenal dekat Kuba dan Venezuela, jelas akan mengkaitkan Amerika Serikat di dalamnya. Bukan rahasia lagi, Negeri Paman Sam menjadi musuh utama dari kedua negara komunis itu.
Kentalnya rasa kekaguman Maradona menjadikan dirinya ikut membenci Amerika. Mertua dari Sergio Aguero bahkan jelas-jelas pernah mengatakan kebencian itu secara terbuka, saat Amerika masih dipimpin George W Bush. “Saya benci apapun yang datang dari Amerika Serikat. Kebencian itu sangat kental di hati ini.”
Sebagai legenda sepak bola dunia yang memiliki nama besar, Maradona tidak perduli saat ikut menghujat kebijakan Bush yang dianggapnya melakukan imperialisme model baru. Maradona bahkan sempat menghujat Bush dengan manusia sampah serta menggunakan kaos bertuliskan “Hentikan Bush”.
Dukung Iran
Tak hanya Kuba dan Venezuela yang menjadi musuh Amerika dan di dukung Maradona. Negara lain yang tertindas akibat kebijakan Amerika sebagai negara adidaya juga mendapatkan perhatian dari pelatih berusia 48 tahun ini.
Salah satu diantaranya Iran. Negara di Asia Selatan yang selama ini bersitegang dengan Amerika akibat tuduhan senjata nuklir mendapat dukungan penuh dari Maradona.
Di mata mantan pemain Barcelona ini, rakyat Iran tertindas akibat ulah Amerika. Hingga penderitaan mereka ini membuat Maradona berang.
“Dengan seluruh hatiku, saya bersama rakyat Iran. Saya mengatakan ini karena saya merasa seperti rakyat Iran. Dengan seluruh cintaku untuk rakyat Iran,” kata dia seperti dikutip Ole.
Kontroversi Maradona tak hanya itu saja. Bila dilihat perjalanan kariernya di sepakbola, ia pernah membuat sebuah sejarah gol ‘Tangan Tuhan’. Satu golnya ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 yang sedikit berbau handball membuat Argentina menjadi juara dunia.
Perlu diingat, Maradona juga pernah melakukan kesalahan fatal dalam kariernya, dengan mengkonsumsi kokain sejak masih memperkuat Napoli. Kebiasaan ini tidak dapat lepas hingga 2007 lalu. Akibatnya cukup fatal, beberapa kali ia harus menjalani perawatan karena efek dari perilakunya ini.
Meski begitu, Maradona memiliki prestasi menjulang. Torehan ini yang membuatnya tak terbantahkan sebagai salah satu legenda sepakbola dunia paling tenar.
“Mereka boleh mengatakan apapun tentang saya. Tapi ingat, siapa yang dapat membawa 90 ribu penonton ke stadion. Saya Maradona yang mencetak gol,” ucapnya seperti dilansir People. O tya marenka
Biodata
Nama Lengkap: Diego Armando Maradona Franco
Panggilan: El Diaz
Kelahiran: Lanus, Argentina, 30 Oktober 1960
Tinggi: 168cm
Berat: 78kg
Anak : Dalma Nerea dan Giannina Dinorah
Klub saat masih jadi pemain:
Argentinos Juniors (76/80) 166 pertandingan (116 gol)
Boca Juniors ( 81, 95/97) 71 pertandingan (35 gol)
Barcelona (82/83) 58 pertandingan (38 gol)
Napoli (84/91) 259 pertandingan (115 gol)
Sevilla (92/93) 29 pertandingan (7 gol)
Newell's Old Boys (93) 5 pertandingan
Pelatih:
Mandiyu de Corrientes
Racing Club de Avellaneda
Timnas Argentina
Penghargaan dan Prestasi sangat banyak termasuk:
Pemain FIFA terbaik abad ini
Pemilik Gol Terbaik FIFA abad ini
* 1978: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1979: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1979: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1979: World Champion with Argentina in the Youth World Cup.
* 1979: "Olimpia de Oro" to the Best Argentine Footballer of the year.
* 1979: Chosen by FIFA as the Best Player of the year in South America.
* 1979: Receives the Gold Ball as the best player of the moment.
* 1980: Top Goalscorer of the Campeonato Metropolitano.
* 1980: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1980: Chosen by FIFA as the Best Player of the year in South America.
* 1981: Top Goalscorer of the Campeonato Nacional.
* 1981: Receives the Trofeo Gandulla as Best Footballer of the year.
* 1981: Champion of Argentina with Boca Juniors.
* 1983: Wins the Copa del Rey with Barcelona.
* 1985: Named Ambassador of the UNICEF.
* 1986: World Champion with Argentina.
* 1986: Wins his second "Olimpia de Oro" to the Best Argentine Footballer of the year.
* 1986: Named "Distinguished Citizen" by the City of Buenos Aires.
* 1986: Receives the Golden Shoe assigned by Adidas to the Best Footballer of the year.
* 1986: Gets the Golden Pen as Best Player in Europe.
* 1987: Italian Serie A Champion with Napoli.
* 1987: Wins the Italian Cup with Napoli.
* 1988: Top goalscorer of the Serie A with Napoli.
* 1989: Wins the UEFA Cup with Napoli.
* 1990: Italian Serie A Champion with Napoli.
* 1990: Receives the Premio Konex di Brillante for his sport skill.
* 1990: Second place in the World Cup.
* 1990: Named "Ambassador of Sport" by the President of Argentina.
* 1990: Wins the Supercoppa Italiana with Napoli.
* 1993: Awarded as Best Argentine Footballer of all time.
* 1993: Wins the Artemio Franchi Cup with Argentina.
* 1995: Receives the Golden Ball for his career.
* 1995: Awarded as "Master Inspirer of Dreams" by the University of Oxford.
* 1999: "Olimpia de Platino" as Best Footballer of the century.
* 1999: Receives from the AFA the award as best sportsman of the century in Argentina.
* 1999: His goal of 1986 against England is chosen as the best goal ever in the history of football.
* 2000: Elected "FIFA best football player of the century" in a gala ceremony in Rome after a worldwide poll on the internet.
Komentar
Posting Komentar