Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Kisah Kaca Nako....

Kaca Nako, apa kabar? Sebutan singkat nama pemuda yang kerap membuatku tertawa. Meski tak pernah bersua dalam hitungan tahun, tapi kami kerap menyapa meski lewat teknologi virtual. Pertemanan kami atau persahabatan atau apalah namanya selalu membuat kami tertawa dengan segala perbincangan kami. Kami pernah punya harapan untuk naik ke Gunung Semeru, bukan tapi untuk bisa ke danau Ranu Kumbolo bersama. Sayang, niat itu tinggal cerita karena waktu dan jarak yang terlalu jauh untuk bisa selangkah menuju puncak gunung tertinggi di pulau Jawa itu. Aku tahu ada kekecewaan. Tak hanya dia karena aku membatalkan niat, tapi juga aku karena waktu tidak memungkinkan. Perjalanan dia dan kisahnya menjelajah Lombok seorang diri menggelitikku. Rasanya menyenangkan perjalanan seperti itu. Dia memang pemuda penuh kejutan dan sedikit nekat dengan segala ide-idenya. Memiliki keberanian dalam melangkah. Acung jempol buat seorang Cako, singkatan Kaca Nako. Dari segala polahnya, dia selalu menja...

Maaf Mak, Maaf Pak....

Tya Marenka, anak mak Aya dan bapa Aming. Love u mak, love u pak.  Hari itu, aku harus menangis di depanmu mak, di depanmu pak. Tangis yang bertahun-tahun tidak pernah kalian saksikan dari anakmu ini. Maaf mak, maaf pak. Aku tak tahan lagi untuk menahan kesedihan ini. Selama ini, aku hanya menangis saat berjalan melintas bersama motorku, saat kesedihan dan beban terlalu berat di pundakku. Perjalanan jauh dalam hitungan jam kadang membuat air mata ini sudah mengering saat sampai di rumah. Kalian pun tak pernah melihatnya.  Kamarku juga menjadi saksi bisu. Kala malam terus merambat menjelang pagi, kamar tidur menyaksikan tangis-tangisku, saat benar-benar aku merasa terhempas bahkan saat merasa tak lagi punya napas. Televisi menjadi alat bagiku untuk menangis sejadi-jadinya. Kadang harus menggigit kain agar suara terisaknya tidak merambat ke kamar mak dan bapak. Motor dan kamarku menjadi saksi, saat aku dicampakkan, ketika dihina, dicaci maki bahkan direndahkan....