Sikap keras yang dimiliki Drogba dengan wajah garangnya seperti saat Chelsea melawan Barcelona di semi final Liga Champions musim lalu, masih tertanam dibenak pecinta sepak bola. Sikap temperamental yang memaksanya tidak tampil di tiga pertandingan awal Liga Champions musim ini, karena mengeluarkan kata-kata kasar. Ketidakadilan dari wasit Tom Henning Ovrebo yang membuat Drogba terusik. Sehingga ia lepas kendali dengan mencaci maki wasit asal Norwegia itu. Namun sesungguhnya sikap itu tak mewakili jiwa Drogba yang sebenarnya. Di luar lapangan, striker berusia 32 tahun ini memiliki jiwa pemimpin dan sosial yang tinggi. Drogba tak perlu berpikir panjang untuk membantu siapapun yang membutuhkan. Bukti nyata, ketulusan jiwa Drogba yakni peran aktifnya membangun tanah kelahiranya di Abidjan, Pantai Gading. Dengan rejeki melimpah yang dimilikinya sebagai pemain sepak bola dan bintang iklan, Drogba rela merogoh koceknya sendiri demi kemajuan nenek moyangnya. Di sana, Drogba membangun sebuah r...
Bukan tujuan akhir menjadikan kisah menarik. Tapi, perjalanan penuh makna yang membuat terpukau.