Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Didier Drogba: Pahlawan dari Abidjan

Sikap keras yang dimiliki Drogba dengan wajah garangnya seperti saat Chelsea melawan Barcelona di semi final Liga Champions musim lalu, masih tertanam dibenak pecinta sepak bola. Sikap temperamental yang memaksanya tidak tampil di tiga pertandingan awal Liga Champions musim ini, karena mengeluarkan kata-kata kasar. Ketidakadilan dari wasit Tom Henning Ovrebo yang membuat Drogba terusik. Sehingga ia lepas kendali dengan mencaci maki wasit asal Norwegia itu. Namun sesungguhnya sikap itu tak mewakili jiwa Drogba yang sebenarnya. Di luar lapangan, striker berusia 32 tahun ini memiliki jiwa pemimpin dan sosial yang tinggi. Drogba tak perlu berpikir panjang untuk membantu siapapun yang membutuhkan. Bukti nyata, ketulusan jiwa Drogba yakni peran aktifnya membangun tanah kelahiranya di Abidjan, Pantai Gading. Dengan rejeki melimpah yang dimilikinya sebagai pemain sepak bola dan bintang iklan, Drogba rela merogoh koceknya sendiri demi kemajuan nenek moyangnya. Di sana, Drogba membangun sebuah r...

Rindu untuk Ayah...

Dalam khayal kucoba bentuk wajahmu... Mencoba merangkai setiap cerita yang kudapatkan... Menjadi guratan untuk dapat menuntaskan garis-garis wajahmu... Tapi, semua selalu gagal.... Cerita-cerita itu hanya bisa membuatku berkhayal tentang dirimu... Wajahmu dan senyummu... Kujalani ini bulan demi bulan, tahun demi tahun... Sampai akhirnya aku berhenti untuk dapat melukismu...dalam pikiranku... Aku tak bisa lagi menerka guratan wajahmu.... Terlalu sulit bagiku untuk tahu siapa dirimu... Aku berhenti karena tak ada lagi yang mengisahkan perjalanan hidupmu... Pendongeng yang selama ini menceritakan tentang kisahmu.... Dia meninggalkan aku... Sama seperti dirimu... Ayah...bunda telah pergi... Kepergiannya membawa kisahmu yang hanya jadi khayalanku... Kisah ini terhenti, seiring kepergiannya...karena aku tak pernah tahu wajahmu.... Kerinduan sedari kecil akan tetap menjadi kerinduan... Ayah....aku ingin melihat wajahmu...bukan guratan khayalan.... Untuk ayahku... Rukamto dan kakekku Karto Sup...