Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

Dia.....

Rasa ini begitu menusuk dada. Airmata mengalir karenanya. Entah ini anugerah atau kesedihan belaka. Rasanya perih menghujam jiwa. Wajahnya terlintas, mengacaukan pikiran dan jiwa... Kenangan itu tak akan terlupakan... Bersamanya kupeluk mimpi...bersamanya kurajut asa mencari jati diri... Jalanan kita tapaki bersama. Entah, berapa ribuan kilometer kita tempuh demi kebersamaan. Ular besi membawa kita hingga ke tepian Jawa. Kau selalu ada... Kau memberiku asa... Hatiku tersentuh... Tapi aku belum mengerti itu apa?... Lalu kuingat...aku rela diam terpaku saat orang terkasih meninggalkanku jauh... Katamu seperti magis yang membuatku langsung tak bergerak.. Mata ini basah karena ditinggalkan tapi aku tak kuasa ketika memilih tak bergerak mengejarnya... Yang ada aku hanya berdiri di sisi mu... Ada apa? Aku tak tahu...

Ibu...Dia Menyusulmu

Kering sudah air mata ini. Tak ada lagi yang menetes. Bibi...kau adalah sahabat ibuku. Sahabat terbaik yang terus mengikutinya. Hari ini, Selasa (2/2), aku lihat matamu menutup rapat dengan kain putih yang membalutmu. Rasanya aku tak percaya. Tapi, inilah kenyataan. Baru 120 hari, ibu meninggalkanku...kau menyusulnya. Bibi...wajahmu mirip ibu. Meski ibu sudah tidak ada, namun aku merasa dia belum pergi karena dirimu bibi. Banyak yang ingin aku ceritakan, tapi semuanya belum sempat. Sama ibu juga sama bibi. Kini kalian tinggalkan aku tanpa sempat bercerita. Cerita yang seharusnya sudah lama aku ungkapkan. Tapi Allah punya kehendak. Tak ada yang dapat mengelak. Ibu dan bibi tetap bersama. Seperti kata ibu ketika sehat, ia ingin selalu bersama bibi hingga akherat. Bibi juga sempat mengiyakan. Kadang aku tak percaya dengan semua kata-kata mereka. Dua bersaudara yang saling menyayangi. Tapi kini nyata. Ibu dan bibi kembali bertemu di sana. Ibu...bibi kini bersamamu. Berbahagialah di sana. B...